Mohon tunggu...
heni minata
heni minata Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Anak cewek pemalas yang suka makan tapi juga mulai suka nulis berharap yang dibagikan berguna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Ang Pao

10 Januari 2012   11:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ang Pao merupakan salah satu kebudayaan yang tidak bisa lepas dari bangsa cina. Banyak perayaan cina yang memerlukan ang pao seperti pesta pernikahan, masuk rumah baru atau tahun baru (imlek). Singkat kata, ang pao muncul di setiap perayaan yang gembira ataupun syukuran. Ang pao sebenarnya adalah amplop berwarna merah yang sudah diberi hiasan. Hiasan ini bisa yang berbeda-beda setiap tahunnya, hiasannya bisa berupa tulisan emas, gambar dewa maupun tokoh kartun yang lucu namun warna merah di ang pao tidak akan pernah berubah karena warna merah melambangkan keberuntungan, gembira, semangat dan menghalau roh jahat.

Ang pao sekarang dibuat menggunakan mesin digital printing untuk mencetak berbagai hiasan yang sesuai dengan trend dan cocok dengan tahunnya sedangkan padahal dulunya, ang pao dibuat dengan tangan. Pada mulanya ang pao hanya berupa kertas merah yang digunakan untuk membungkus permen dan kue. Ang pao ini berisikan doa agar anak yang menerimanya akan memiliki hidup yang bahagia dan manis.

Namun semakin berkembangnya zaman, kertas merah tersebut di ubah menjadi amplop kecil berwarna merah dengan hiasan yang sederhana. Isinya pun berubah dari permen dan kue menjadi uang karena diharapkan uang yang diberikan dapat bermanfaat dalam kehidupan anak dalam tahun ini.

Selain kisah di atas, ada kisah lain. Kisah ini menceritakan tentang sebuah makhluk halus / siluman yang selalu mengusap dahi anak-anak yang sedang tidur sehingga mereka menjadi gila pada malam menyerang imlek. Sepasang suami istri yang baru memperoleh anak sangat takut kalau siluman ini akan mendatangi anak mereka sehingga mereka menemaninnya bermain dengan koin logam (uang zaman dulu) yang sudah dibungkus kertas merah.

Semakin malam, semakin lelahlah mereka sehingga mereka tertidur. Anak merekapun tertidur pulas sedangkan koin logamnya tergeletak di samping batal anak mereka. Apa yang ditakutkan terjadi, siluman itu memilih mendatangi rumah mereka. Saat siluman tersebut menjulurkan tangannya untuk mengusap dahi anak mereka, mereka terbangun namun tidak ada waktu untuk mencegahnya. Tiba-tiba koin logam yang telah dibungkus kertas merah bercahaya dan mengusir siluman tersebut. Cerita ini kontan tersebar ke seluruh pelosok . Dari sinilah, ang pao lahir dan dilestarikan.

Itulah kisah ang pao. Apa pun asal usulnya, yang pasti anak-anak sangat senang menerimanya. Semoga berguna –hm-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun