Mohon tunggu...
Abdul Susila
Abdul Susila Mohon Tunggu... Editor - Fanatik timnas Indonesia, pengagum Persija, pecinta sepak bola nasional

anak kampung sungai buaya yang tak punya apa-apa di jakarta selain teman dan keinginan untuk .....

Selanjutnya

Tutup

Bola

Delusi Stadion BMW, Politisasi Jakmania, dan Angka-angka Triliunan

1 Desember 2018   04:44 Diperbarui: 1 Desember 2018   04:51 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh maket stadion

Kabar gembira. Ibu kota Jakarta sepertinya akan segera punya stadion lagi. Setidaknya, tiga tahun ke depan. Kalau dibangun 2019, dalam tiga tahun pengerjaan artinya akan selesai pada 2021. Bisa pertengahan 2021, bisa juga akhir tahun.

Dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Daerah (RAPBD) Pemerintah Provinsi DKI bersama Badan Anggaran DPRD DKI pada 27 November 2018 lalu, disepakati angka Rp900 miliar. Yang dipercaya merealisasikan pembangunan stadion berkapasitas lebih dari 60 ribu tempat duduk itu adalah PT Jakarta Propertindo. Jakpro, begitu biasa disebut, merupakan Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta.

Angka 900 miliar itu dimasukkan sebagai Penyertaan Modal Daerah. Itu saya baca dari sejumlah berita di Kompas dot com, Detik dot com, Jawapos dot com, Tirto dot id, TopSkor, juga Indopos. Karena sudah disetujui, pada 2019 angka itu akan cair. Sebagai langkah awal, berdasarkan keterangan Sekretaris Daerah DKI Saefullah, Jakpro nantinya akan merancang ulang desain, study banding, dan hal-hal dasar lainnya.

Weleh. Saya pusing mencernanya. Tak mudah memahami persoalan anggaran dan sistem kerja di pemerintahan, jika tak biasa. Butuh baca lagi, baca lagi, dan baca lagi. Dan itu repotnya. Selalu ada yang kelewatan.

+++

Ide pembangunan stadion yang namanya sudah ditentukan itu, Bersih Manusiawi Wibawa (BMW), lahir sejak era Joko Widodo sebagai Guburnur DKI (koreksi jika saya salah). Ide itu diungkapkan pada 2012, tepatnya pada November 2012. November, karena bulan ini ada rapat RAPBD. Ketika itu Jokowi, begitu Jowo Widodo selalu disebut, mengatakan pembangunan akan dibangun mulai 2013.

Sayangnya, saat itu status tanah di BMW masih bersengketa. Lamat, sepi, senyap, tak ada kabar. Rencana pembangunan Stadion BWM kembali mengemuka pada 2014. Tepatnya, pada 28 Mei 2014, Jokowi melakukan seremoni peletakan batu pertama stadion yang terletak di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ketika itu, Jokowi menyebut angka Rp1,2 trilun. Dalam seremoni yang juga dihadiri Ketua Jakmania Larico Ranggamone itu, Jokowi menyatakan status tanah sudah tak bersengketa. Sebagai informasi tambahan, saat itu Jokowi digadang-gadang akan dicalonkan sebagai calon Predisen Republik Indonesia oleh Partai Indonesia Perjuangan.

Sayang, sekali lagi sayang, tak ada pembangunan. Hanya ada peletakan batu pertama. Rupanya, setelah ditelusuri. Status tanah masih berperkara. Belum selesai.

Jokowi akhirnya terpilih menjadi Presiden keenam Republik Indonesia. Namun, isu soal Stadion BMW tak akan. Tak akan mati. Pada 9 September 2017, Gubernur DKI, Djarot Syaiful Hidayat, ia menggantikan Basuki Tjahaya Purnama a.k.a Ahok karena tersansung kasus "Penistaan Agama", yang menggantikan Jokowi karena ia Wakil Gubernur, melakukan peletakan batu pertama. Ini peletakan batu pertama kedua. Peletakan batu pertama ini dipastikan tak akan lagi bermasalah dengan status tanah. Sebab, Jokowi telah membagikan sertifikat tanah tersebut pada 20 Agustus 2017.

Saat itu, Dinas Olahraga DKI menyebutkan, telah menganggarkan dana Rp1,3 triliun dalam RAPBD DKI Jakarta 2018. Dibanding 2012, angkanya sudah naik Rp1 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun