Mohon tunggu...
Travel Story

Pengelolaan Pariwasata Kampung Warna-warni dan Hutan Bakau Teluk Seribu, Kota Balikpapan

21 Desember 2018   09:51 Diperbarui: 21 Desember 2018   09:59 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara daratan dan lautan. Wilayah pesisir ini sangat kompleks karena kondisi wilayah ini dipengaruhi oleh berbagai kegiatan yang ada di luar maupun di dalam wilayah pesisir itu sendiri. Kota Balikpapan merupakan salah satu Kota di Kalimantan Timur yang berada dikawasan pesisir. 

Namun walaupun letak Kota Balikpapan yang langsung berada di kawasan pesisir, tidak menjadikan Kota Balikpapan memiliki kegiatan yang berdominasi dari sektor pesisir, berdasarkan data Kota Balikpapan dalam Angka 2018 kontribusi PDRB Kota Balikpapan dari sektor pariwisata mengalami penurununan selama 3 tahun terakhir dan hanya berada diangka 2% kebawah dalam kontribusinya (BPS, 2018).

Salah satu langkah meningkatkan PDRB Kota Balikpapan, Pemerintah Kota Balikpapan membuat inovasi unik dalam medorong industri pariwisata. Yaitu dengan membangun wisata kampong rumah warna-warni. Kampung Rumah Warna Warni berada di Teluk Seribu, Kelurahan Manggar Baru, Kecamatan Balikpapan Timur, pariwisata tersebut diresmikan pada 28 Februari 2017. 

Objek wisata kampong warna-warni memberikan model wisata baru di Kota Balipapan dengan pemandangan unik, yaitu rumah kayu milik penduduk dilakukan peremajaan dengan dicat aneka warna. Sedikitnya ada 235 rumah yang dicat beraneka warna untuk menjadi daya tarik potensi wisata.

Menurut Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, mengatakan pengembangan kampung wisata itu  menggunakan CSR perusahaan Avian Brands. Peremajaan kampung tersebut menjadi bagian dari upaya mengembangkan kawasan itu sebagai tujuan wisata andalan. Di objek wisata kampung warna-warni, pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas Balikpapan yang disediakan warga.

Berdasarkan observasi penulis, hingga bulan Desember 2018, Kampung rumah warna-warni di Kelurahan Manggar masih menjadi destinasi wisata menarik di Balikpapan. Selain atraksi perumahan warga, pada sebuah gang, tepatnya di tembok rumah susun, terdapat gambar tiga dimensi. Lokasi tersebut menjadi pintu masuk menuju kawasan wisata dan daya tarik bagi pengunjung Teluk Seribu. Jadi, pengunjung tidak hanya diberikan sebuah atraksi rumah warga yang beraneka warna.

Letak objek wisata kampung warna-warni yang berada dikawasan pesisir juga memberikan sebuah paket wisata lain dimana ditawarkan wisata kawasan Teluk Seribu yang memiliki pesona hutan Bakau dan berbagai habitat satwa. Diketahui bahwa satwa yang ada di kawasan hutan bakau terdapat satwa bekantan dan burung pantai. Untuk menuju lokasi, pengunjung dapat menggunakan kapal menyusuri muara Sungai Manggar dengan menyewa dari nelayan sekitar.

Pengelolaan pariwisata kampung warna-warni dan wisata hutan bakau teluk seribu dijalankan oleh masyarakat sekitar, dimana penarikan biaya hanya untuk wisata hutan bakau sebagai biaya penyewaan kapal nelayan masyarakat. Pengelolaan wisata kampung warna-warni diarahkan dengan menyediakan sarana seperti tempat makan atau warung-warung dan fasilitas toilet umum. Sedangnkan pengelolaan wisata hutan bakau diarahkan dengan menyediakan fasilitas penyewaan kapal untuk menyusuri sungai bakau teluk seribu.

Namun, berdasarkan hasil observasi pada 9 desember 2018, Kampung Warna-Warni mengalami penurun dari segi daya tarik potensi wisata. Diketahui intensitas jumlah pengunjung yang datang sudah mulai menurun hingga jarang ada pengunjung yang menjadikan kampung warna - warni sebagai destinasi wisata di Balikpapan. 

Dengan wisata kampung warna-warni yang menurun berdampak kepada wisata pesisir hutan bakau teluk seribu yang juga menurun sehingga tidak ada pemasukan baik bagi warga sekitar maupun daerah untuk dapat meningkatkan pengelolaan. Hal ini terjadinya karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membangun dan melakukan perawatan terhadap kampung tersebut serta tidak ada koordinasi kepada pemerintah untuk pembangunannya.

Sehingga solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan yang telah terjadi adalah, dengan kembali melakukan peremajaan untuk wisata kampung warna-warni baik untuk perumahan warga maupun atraksi gambar tiga dimensi di dinding rumah susun, sehingga mampu ikut meningkatkan wisata hutan bakau sebagai sebuah kesatuan paket wisata perjalanan agar seluruh pihak terlibat dalam wisata kampung warna-warni dapat terlibat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun