Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Renjana: Hadiah Untuk Ibu

9 November 2022   12:54 Diperbarui: 10 November 2022   07:39 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Pexels Werner-Pfennig

"Bagi juara pertama olimpiade matematika antar sekolah akan mendapatkan piala dan uang sebesar tiga juta rupiah. Nanti akan dipilih lima orang siswa kelas lima untuk mewakili sekolah kita." Bu Guru menjelaskan di depan kelas.Wati mendengarkan dengan seksama. Dalam hatinya berharap ditunjuk Bu Guru. Uang sebanyak itu dapat dipakai ibu untuk membuka warung. Sudah lama ibu ingin punya warung nasi uduk dan gorengan. Kata ibu, ia capek kalau harus keliling kampung menjajakan. Wati juga yang mendampinginya merasa capek.

"Reni dan Wati, kalian berdua yang mewakili kelas V B," kata Bu Guru.

"Baik, Bu," jawab Wati gugup. Jantungnya berdebar kencang. Ia merasa senang sekaligus takut.

"Baik, Bu Guru." Terdengar jawaban Reni dari kursi di sebelah kanan.

Ia dan Reni selalu berlomba-lomba menjadi juara kelas. Namun, untuk sekali ini Wati ingin menjadi juara olimpiade matematika. Ia berkeras untuk mendapatkan hadiah itu.

Sepulang sekolah, Wati segera mengganti seragamnya. Dilihatnya ibu sedang mengupas ubi untuk digoreng. Ia segera makan siang.

"Bu, Wati ingin kita buat gerobak jualan di depan rumah, biar nggak perlu keliling," ujarnya sambil membantu mengupas pisang. Di sebelah kompor sudah ada adonan untuk bakwan.

Ibu tersenyum. "Makanya, kita harus pintar menabung, Nduk. Nanti kalau uang ibu sudah cukup, kita buka warung saja di sini." Ibu mengambil korek api dan mulai menyalakan sumbu kompor. Lalu diletakkannya kuali yang besar.

"Senin depan ada lomba olimpiade matematika, Bu. Wati dan Reni ditunjuk Bu Guru."

Ibu menatapnya penuh kasih. "Ibu bangga sama kamu, Nduk. Meskipun kita miskin, tapi prestasimu tidak ketinggalan. Bapak pasti bangga melihatmu. Sebelum meninggal, Bapak berpesan untuk menyekolahkanmu sampai kuliah. Biar jadi orang pintar, gak hidup susah seperti Ibu dan Bapak."

Wati mengangguk. "Doakan Wati, Bu, biar bisa menang lomba dan bikin ibu senang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun