Mohon tunggu...
Mahrun Nisa
Mahrun Nisa Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi Akuntansi

Mahasiswi Akuntansi Peduli Perubahan

Selanjutnya

Tutup

Money

Beginikah Nasib Petani di Negeri Tanah Surga?

22 Mei 2019   15:50 Diperbarui: 22 Mei 2019   16:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapapun Bisa Jadi Petani di Negeri Tanah Surga
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman

Sebuah lirik lagu di atas merupakan lagu yang tercipta di tahun 73, dibawakan oleh band terkenal pada masa itu, yaa Koes Ploes lah yang mengenalkan lagu itu hingga membuatnya menjadi trending di tahun 80-an hingga sekarang. Bahkan sering menjadi soundtrack acara-acara kenegaraan.
Lagu ini menggambarkan tentang kayanya negara Indonesia, memiliki kekayaan laut yang melimpah dan tanah yang sangat subur. Sehingga digambarkan bahwa tongkat kayu di batu pun dapat hidup menjadi tanaman.

Kondisi geografis Indonesia yang beriklim tropis dan bnyak gunung apinya membuat tanah Indonesia menjadi sangat subur. Sehingga sangat cocok menjadi negara agraris yang seagian warga negaranya berpencaharian sebagai petani.

Generasi petani terancam

Namun seiring berkembangnya zaman dan perkembangan teknologi membuat terjadi pergeseran nilai dan budaya, sehingga banyak generasi muda yang enggan menjadi petani. Tentu ini menjadi masalah besar yang harus diperhatikan oleh pemerintah, pasalnya jika tidak ada regenerasi petani yang berkelanjutan akan membuat negara kita sangat bergantung terhadap negara lain. Negara kita tidak akan mampu berswasembada dalam hal produksi pangan.

Salah satu penyebab minimnya regenerasi petani adalah karena penghasilan menjadi petani sangat minim, belum lagi stigma masyarakat yang ditanam oleh orang tua sejak dini, "nak kamu sekolah yang bener, biar ngga jadi buruh tani, jadilah dokter yang sukses".


Itulah doktrin yang diterima anak-anak masa kini, bahwa mereka para anak-anak di didik agar ketika besar jangan sampai hidup susah menjadi seorang buruh tani. 

Memang menjadi seorang petani di negeri ini bukan perkara mudah, penghasilan para petani kita masih dibilang minim dan belum mampu mensejahterakan. Apalagi petani sering menjadi korban dari ganasnya persaingan dalam dunia bisnis, bayangkan ketika harga-harga bahan pokok itu naik sedikit saja.. Bukankah banyak orang yang protes?? Padahal itu adalah kesempatan bagi para petani untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun