Mohon tunggu...
Mahmud Yasin
Mahmud Yasin Mohon Tunggu... Lainnya - Akun kompasiana ini adalah akun tentang tulis menulis saya pribadi. Baik dalam memenuhi tugas ataupun mengisi kegabutanku.

Nama saya Mahmud Yasin. Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang. Saat ini saya sedang menempuh s1 dan mengambil jurusan Pendikam Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Mawar Bercerita

20 Oktober 2020   09:50 Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenapa?

Aku masih berdiri teguh ditaman ini. Menunggumu hingga ku layu mati. Tak peduli karena hujan. Karena ku setia dengan penantian.

Akulah bunga mawar. Yang bodoh harus menunggu. Padahal, pada hakikat kita saling membutuhkan. Aku butuh madumu dan kau butuh sariku. Namun, kedatanganmu hanyalah kemustahilan. Bukan karena apa-apa, hanya sanya engkau memilih pergi dari ketakdiran.

Lebah, Mengertilah keadaanku saat ini. Makin hari aku semakin lemas, dan cintaku tak pernah kau balas. Makin hari aku semakin layu, dan penantianku kau bilang omongan palsu. Makin hari kematian menghampiri, dan ternyata kau tak peduli. Dengan membiarkan aku pergi, bersama hati yang lama engkau sakiti.

Mungkin sekarang kau sudah tak membutuhkan aku. Karena banyaknya bunga yang lebih indah pikirmu. Bukannya aku memaksa, akan tetapi benar-benar butuh cinta. Kau tahu sendiri, bahwa aku akan sepi, tanpa cinta  yang ku dapati. Perih.

Hari-hariku berlarut dengan senja yang singkat, mengubah siang menjadi kerinduan. Bukan kerinduan tentang matahari, akan tetapi main bareng tanpa hujan.

Dengan sesuka hatimu, kau bebas membawa sayapmu terbang. Menembus cakrawala di atas penderitaan. Hingga aku bingung, tentang posisi hidupku saat ini. Yaitu antara bodoh dan setia. Entahlah, yang jelas aku sudah betah dengan cinta yang kau titipkan dulu.

Engkau sudah keluar dari takdir. Melanggar semua aturan-aturan duniawi. Tentang hidup serta kebutuhan. Tatkala perubahan perasaaan yang kau tumpahkan setelah aku nyaman. Keyakinanku mengatakan, bahwa kamulah yang pantas ku nantikan. Bersama malam dan ejekan kunang-kunang.

Malam membisikanku, ketika pemilikku juga tak peduli tentang aku. "Sudahlah, kamu mati aja. Layu dan lemasmu sudah tersebar hingga akarmu". Satu hal yang perlu kamu katahui. Bahwa aku bukanlah bunga mawar mudah mengalah, akan tetapi bukan mawar yang tak berhenti melangkah. Aku tak mendengar bisikan malam dan ejekan kunang-kunang. Sama sekali tak paduli. Aku hidup karenamu dan aku hidup sampai saat ini. Aku juga berhak mencintai. Dan jangan larang aku mencintai. Tak memandang sakit yang ku rasakan, dan tak memandang pedih yang kau datangkan.

Aku disini tetap menanti, bersama sepi yang berubah menjadi tangis. Dan air mataku tak pernah habis. Karena aku adalah bunga mawar yang setia mengimis. Aku tak malu mengimis kedatanganmu, karena yang seharusnya malu adalah kamu. Menyia-nyiakan bunga yang telah setia menanti kedatanganmu.

Semua tahu arti menanti. Menahan rindu sejak awal ketemu. Namun, aku sudah biasa dengan kehadiran rindu. Jadi, silahkan saja pergi. Akan tetapi jangan menjauh, karena ku takut semakin jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun