Mohon tunggu...
Mahmudi
Mahmudi Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Suka musik keras

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ragam Jenis Disinformasi yang Harus Kamu Tahu

15 Agustus 2020   22:56 Diperbarui: 15 Agustus 2020   22:50 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ragam Jenis Disinformasi yang Harus Kamu Tahu
Penulis : Mahmudi
Pada 3 Agustus, penyanyi Anji dan Hadi Pranoto dilaporkan Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid atas dugaan penyebaran berita palsu. Menurut Muannas, ada banyak pernyataan Hadi dalam wawancaranya bersama Anji yang sangat berbahaya jika dipercaya oleh masyarakat luas.
Mengutip keterangan tertulis yang diterima tirto.id, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) juga mengatakan video tersebut berisi klaim meragukan bahkan menyesatkan.
Pada tulisan kali ini, kita tidak akan membahas lebih lanjut kasus video pada kanal Youtube Dunia Manji tersebut. Kita akan mencari tahu apa itu klaim menyesatkan atau misleading content seperti yang disebut MAFINDO.
Ternyata, tidak semua berita palsu disebut dengan hoaks. Mengutip dari situs resmi MAFINDO, hoaks terbagi kedalam dua klasifikasi, yakni umum dan akademis.
Klasifikasi umum hanya memasukkan informasi ke dalam kategori hoaks atau benar. Sementara dalam klasifikasi akademis, MAFINDO mengacu pada 7 jenis hoaks yang dikategorikan First Draft.
First Draft sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba yang mendukung jurnalis, akademisi, dan teknolog dalam upaya pemberantasan hoaks di era digital. Berikut adalah 7 jenis misinformasi dan disinformasi versi First Draft :
1. Satir atau parodi
Satir merupakan konten yang dibuat sebagai sindiran pada pihak tertentu. Konten yang dimuat dikemas dalam unsur parodi, ironi bahkan sarkasme. Umumnya, satir dibuat sebagai bentuk kritik pada individu atau kelompok atas berbagai masalah yang sedang terjadi.
Sebenarnya, satir tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.

2. Misleading content (konten menyesatkan)
Video wawancara Anji termasuk konten yang menyesatkan, yaitu penggunaan informasi untuk membingkai suatu isu atau pihak. Konten semacam ini dibuat secara sengaja dan diharapkan dapat menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Seperti klaim Hadi Pranoto yang menyebutkan obat herbal temuannya sudah menyembuhkan ribuan orang, sedangkan vaksin dari pemerintah justru merusak tubuh. Dikhawatirkan, masyarakat yang termakan informasi tersebut bisa kemudian menolak protokol pencegahan dan pengobatan yang dibuat oleh pemerintah.
Misleading content terjadi dengan cara memanfaatkan informasi asli seperti gambar, pernyataan resmi atau statistik namun diedit dan tidak dihubungkan dengan konteks aslinya.

3. Imposter content (konten tiruan)
Konten tiruan adalah sebuah informasi yang mencatut pernyataan tokoh terkenal dan berpengaruh. Tidak cuma perorangan, konten tiruan juga bisa mendompleng ketenaran suatu pihak atau lembaga.

4. Fabricated Content (konten palsu)
Bisa dibilang, ini adalah jenis konten palsu yang paling berbahaya. Seluruh isi konten ini 100% tidak bisa dipertanggungjawabkan secara fakta. Biasanya, fabricated content berupa informasi lowongan kerja palsu dan lain-lain.

5. False connection (koneksi yang salah)
Cara paling mudah mengenali false connection adalah judul yang tidak ada kaitannya dengan isi berita. Konten jenis ini biasanya diunggah demi memperoleh keuntungan, contohnya berita clickbait.

6. False context (konteks keliru)
False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

7. Manipulated content (konten manipulasi)
Konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun