Mohon tunggu...
Mahmudah Ihsan Saputri
Mahmudah Ihsan Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang

Hanya seorang penikmat senja yang sedang memperjuangkan masa depan orang lain !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Matematika dalam Membentuk Karakter Jujur pada Siswa

19 Juni 2022   11:38 Diperbarui: 19 Juni 2022   11:45 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam memberikan ilmu kepada para siswanya. Semua itu tidak terlepas dari tugas guru sebagai orang tua kedua bagi siswa di sekolah. Tentunya tidak hanya intelektual yang diutamakan dalam pembelajaran namun selain itu siswa harus dibekali dengan pendidikan karakter, dimana diharapkan dengan adanya pendidikan karakter tersebut dapat membentuk karakter siswa. 

Menurut Depdiknas (2010), Karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma -- norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Matematika merupakan ilmu yang membuhtuhkan pemikiran yang logis, kritis, jujur, rasional, serta efisien. Adapun nilai karakter yang ada pada pembelajaran matematika adalah jujur, disiplin, kreatif, tanggungjawab, kerja keras, komunikatif, mandiri, dan rasa ingin tahu. Secara keseluruhan, peran serta pembelajaran matematika dalam pendidikan karakter sangatlah luas, namun dalam hal ini penulis membatasi tentang pembelajaran matematika dalam karakter jujur.

Jujur merupakan suatu sikap dari seseorang yang sering diungkapkan baik dengan perkataan maupun tindakan secara spontan, dimana perkataan maupun tindakan tersebut sesuai dengan fakta atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi tanpa ada rekayasa dari seseorang terkait dengan yang diucapkan maupun yang dilakukan. Dapat diartikan bahwa jujur adalah kesamaan antara ucapan atau perkataan dengan tindakan seseorang. Sehingga apapun yang dikatakan dan dilakukan seseorang tersebut sesuai dengan fakta yang terjadi pada saat itu.

Menurut para ahli, salah satunya menurut Zuriah (2008: 49) nilai dan prinsip kejujuran juga dapat ditanamkan pada diri siswa di jenjang pendidikan dasar melalui kegiatan mengoreksi hasil ulangan secara silang dalam kelas. Peranan guru sangat penting dalam mencermati proses koreksi tersebut dengan bertujuan untuk menanamkan kejujuran dan tanggung jawab pada diri siswa. 

Guru perlu melakukan koreksi ulang dari pekerjaan siswa satu persatu setelah siswa selesai mengoreksi. Coretan dan hasil tulisan siswa yang tertera di lembar jawaban, akan terlihat kejujuran dari anak tersebut dalam mengoreksi hasil ulangan. Guru kemudian menyampaikan nilai kejujuran dan tanggung jawab pada anak dan dampaknya bagi kehidupan dimasa  depannya kelak.

Menurut Mustari (2011: 13-15) jujur adalah suatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain. Jujur merupakan suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif dan mulia seperti integritas, penuh kesabaran, dan lurus sekaligus tidak berbohong, curang, ataupun mencuri.

Menurut Kesuma, dkk (2012: 16) jujur merupakan suatu keputusan seseorang untuk mengungkapkan perasaannya, kata-katanya atau perbuatannya bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Makna jujur erat kaitannya dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki arti bahwa mementingkan kepentingan orang banyak dari pada mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya.

Sikap Jujur harus diterapkan sejak dini terutama pada siswa, karena jujur merupakan salah satu karakter yang menjadikan seseorang untuk selalu berporos pada kebenaran dan dari sikap jujur itulah siswa tidak berani mengambil resiko untuk berbohong. 

Pembiasaan sikap jujur terhadap diri siswa dapat dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan -- lingkungan lain disekitar. Selain peran penting orangtua dalam mendidik sikap jujur di rumah kepada anaknya, lingkungan sekolah juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa terkait dengan kejujuran anak.

Sekolah dapat memberi contoh dalam bentuk perilaku jujur secara langsung melalui kegiatan -- kegiatan sekolah yang memancing sikap jujur siswa sehingga dengan contoh tersebut dalam jiwa siswa secara tidak langsung akan tumbuh nilai kejujuran yang tinggi dan siswa akan mempunyai rasa tanggungjawab atas semua yang dikatakan maupun yang diucapkan dimana hal tersebut akan menjadi sangat berguna dimasa sekarang maupun di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun