Mohon tunggu...
Mahmudah HelmiFikri
Mahmudah HelmiFikri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pengendalian Manajemen Perkumpulan Warga Pengelolaan IPL

1 Desember 2022   00:13 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:25 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah suatu konsep yang terdiri dari beberapa unsur yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan (Langfield-Smith, 1997). Anthony dan Govindarajan (2005) mendefinisikan SPM sebagai suatu proses di mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasi strategi organisasi. Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh badan pengawas organisasi, pimpinan utama (manajemen), dan pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan.

Sistem pengendalian manajemen memiliki beberapa ciri yang utama sebagai berikut :

  • Sistem pengendalian manajemen yang digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian sumber daya yang digunakan serta hasil yang diperoleh organisasi sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar dan semestinya.
  • Pengendalian manajemen dimulai dengan strategi dan teknik evaluasi yang komperhensif, serta akurasinya bersifat kurang pasti saat sedang mengevaluasi sesuatu.
  • Pengendalian manajemen lebih berorientasi kepada manusia, karena pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu tugas manajer dalam menerapkan strategi organisasi.

Organisasi dipandang sebagai suatu struktur kerja sama dan suatu proses kerja sama, serta sebagai suatu sistem. Dengan pendekatan sistem, organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang di dalamnya ada unsur-unsur yang saling berinteraksi dan berpengaruh, dan semuanya bergerak ke arah tujuan yang ditentukan. 

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang khas. Tujuan ini ditunjukkan dalam sasaran yang diharapkan dapat tercapai. Agar dapat mencapai sasaran yang diharapkan, semua organisasi menyusun struktur agar anggotanya dapat melakukan pekerjaannya. 

Salah satu sarana untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi adalah dengan menciptakan sistem pengendalian internal yang memadai melalui kegiatan yang efektif dan efisien. 

Pengendalian internal merupakan suatu proses dan prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Dikatakan suatu proses karena menyebar ke seluruh aktivitas pengoperasian organisasi dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen Romney and Steinbart (2015: 226). 

Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO 2013) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan semua lapisan entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tiga tujuan entitas, yaitu efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. 

Ketiga tujuan pengendalian internal tersebut merupakan hasil dari suatu sistem pengendalian internal yang baik, yang dapat dicapai dengan memperhatikan lima unsur sistem pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan/mo nitoring. 

Unsur-unsur pengendalian internal tersebut efisien dan efektif apabila kelima unsur tersebut berfungsi dengan baik, beroperasi bersama, dan terintegrasi (Supriyono 2016, 156-160). 

Tuntutan terbangunnya unsur-unsur sistem pengendalian internal yang andal merupakan kebutuhan yang penting dan mendasar bagi organisasi nirlaba. Hal ini merupakan pusat simpul ikatan kepercayaan para penyumbang kepada organisasi nirlaba dan kepercayaan para penyumbang sebagai dukungan pendanaan sumber daya utama bagi organisasi nirlaba dalam mencapai tujuan.

Contoh organisasi nirlaba yang dibangun untuk tujuan sosial yaitu organisasi perkumpulan warga cluster yang dibentuk oleh beberapa penghuni warga di cluster tersebut dengan tetap meneruskan peraturan yang sudah dibuat oleh pengelola sebelum adanya swakelola oleh warga setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun