Mohon tunggu...
Mahliana De Uci
Mahliana De Uci Mohon Tunggu... Freelancer - dan bagaimana saya harus mengisi kolom ini?

Gemar menonton bola dan main PES. Asli Majalengka.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Semifinal Liga Champions 2019 adalah Paket Kejutan

9 Mei 2019   05:10 Diperbarui: 10 Mei 2019   10:01 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Airmata-airmata itu menetes atas nama sepakbola. Dari Dusan Tadic, Lionel Messi, James Milner, Lucas Moura dan segelintir pendukung mereka. Semifinal Liga Champions musim ini memang kurang ajar. Plot-twist cerita yang berbelok ugal-ugalan memancing terkurasnya emosi dari penonton. Jangan dikata mereka yang terlibat langsung.

Dewi Fortuna rupanya sedang gemar mengumbar pepesan kosong bagi mereka yang unggul lebih dulu. Ajax dan Barcelona memiliki bekal lebih baik ketimbang lawannya masing-masing. Namun, khalayak toh musti menerima jika semua slot final edisi ini bakal diisi oleh dua wakil Inggris.

Paling anyar, dua gol Ajax di babak pertama, buah karya Mathijs de Ligt dan Hakim Ziyech, tak cukup untuk membawa Amsterdamers menuju rerumputan Santiago Bernabeu, venue final nanti. Permainan solid nan ciamik selama 3x45 menit berujung nestapa karena di sisa 45 menit berikutnya gawang mereka diberondong dua gol Lucas Moura. Pemain asal Brazil itu kemudian sukses melengkapi hattricknya, sekaligus membawa Hotspur ke babak akhir, lewat sontekannya di waktu kritis babak kedua. Sungguh pertandingan yang gila!

Sehari sebelumnya, Messi dan kolega membawa keunggulan tiga bola dari Tim Merah Pelabuhan. Dengan situasi sedemikian rupa, tak heran para pengamat menyebut Liverpool bagai harus mendaki gunung guna menjejak final. Dan anak asuh Jurgen Klopp membuktikan bahwa tak ada gunung yang terlalu terjal untuk didaki. Diiringi teror kebisingan Anfield, dua gol Gini Wijnaldum, dua gol Divock Origi menjungkirkan Barca secara spektakuler.

Sangat tidak sopan menyebut kemenangan Liverpool dan Tottenham sebagai keberuntungan semata. Keduanya menjadi buah dari kengototan dan keberanian melawan posisi yang kurang menguntungkan. Bahwa dalam keterdesakan, akan muncul kekuatan yang berlipat ganda. Taktik kiranya tak berarti banyak kala nyala semangat membakar tubuh mereka, para pembalik keadaan.

Dalam kondisi itu, sepakbola seperti lebih dari sekadar cabang olahraga dimana 22 pemain berebut bola dan berkompetisi mencetak angka. Di tribun para suporter bernyanyi dan berdoa. Sesekali menutup wajah atau meninju udara. Hanyut dalam suasana, tersedot dalam pusaran energi di lapangan. Oh, drama bernama sepakbola ini memang luar biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun