Semua orang pernah merasa sakit, pernah merasa derita. Luka kita masih tersimpan, masih ada bekasnya, sakit bila diingat ingat tapi sulit untuk dilupakan.Â
Mungkin sakit yang kita derita akibat ulah kita sendiri, kita menyakiti orang, orang lain lagi yang akan membalas perbuatan kita, mungkin memang siklusnya seperti itu.Â
Luka luka itu belum terkubur, serpihannya masih sering muncul, kadang berdarah dan bernanah. Hingga kadang lupa kalau kita sudah biasa dibuat kecewa.Â
Mungkin di saat sulit harapan kian terkubur, luka semakin timbul. Mungkin disaat sakit kita lupa masih ada penyembuhnya, mungkin disaat perih kita lupa ada penawarnya. Kita lupa, karena kita sering berputus asa, kita selalu pesimis, seakan-akan hidup kita yang paling susah. Kita lumpuh sebelum bertempur, kita kalah sebelum angkat senjata, kita lupa masih ada harapan walau saat tertatih sekalipun.Â
Seperti seorang bayi kecil yang baru berdiri mampukah ia berjalan jika ia tak tertatih? Mampukah ia berlari jika ia tak berlatih  ? Tidak teman, bayi itu berjuang sangat keras agar ia bisa berjalan seperti orang dewasa, agar ia bisa berlari seperti teman-temannya. Ia terus tersungkur saat dia belajar, kadang lututnya lecet dan berdarah, dia menangis sama seperti kita, bedanya ia bangkit dan mungkin kita hanya diam membisu, menyalahkan kondisi atau menyalahkan Tuhan ? Jangan seperti itu !Â
Tak ada yang benar-benar sulit. Sakit akan sembuh, luka akan hilang, derita akan berubah menjadi kebahagiaan. Tak ada yang abadi, begitu pula derita yang kita alami.Â
Jangan menyerah ! Jangan menyerah !
kita sudah mendaki setinggi ini, begitu mudahnya kita kembali ? Teruslah berjalan karena bayang-bayang keindahan sudah mulai terlihat, dan sebentar lagi akan kita dapatkan.