Mengapa kaum muslimin tidak mencari penyakitnya, lalu mengupayakan terapinya ? Mengapa kaum muslimin tidak menghancurkan belenggu yang mengikatnya dan menghalangi Langkah cepatnya menuju jalan kemajuan ? Apa yang menjadikan kaum muslimin terpogoh-pogoh ke belakang, padahal semua umat melankah ke depan, dan kita sebenarnya memiliki semua unsur tinggal landas ? Pertanyaan -- pertanyaan itu mengkehendaki jawaban yang pas dan substansial.
Sesungguhnya rahasia keterbelakangan kaum muslimin, secara global dan bukan rinciannya, adalah jauhnya kaum muslimin  dari Islam yang sebenarnya, pemahaman dan penerapan keislaman mereka yang kurang benar. Sangat disayangkan sekali, mereka mengambil yang terjelek dari warisan masa-masa keterbelakangan kita dan mengambil hal paling negatif dari Barat.
Kita tahu bahwa kita memiliki hal positif dan negatif dari sejarah kita. Tapi sayangnya, justru kita meninggalkan yang baik dan mengambil yang negatif.
Demikian pula kita dapat menemukan bahwa orang-orang Barat juga memiliki hal baik dan negatif. Kita justru mengambil yang paling negatif dari mereka. Padahal mereka memiliki ilmu terapan dan teknologi, undang-undang, dan admisitrasi yang baik. Tapi,kita tidak mau mengambil semua ini, meski itu juga dari peradaban agama kita.
Sangat disayangkan kita sangat jelek memahami Islam. Sebagaimana kita juga jelek dalam memahami peradaban Barat dan tradisi kita sendiri. Hal serupa juga kita lakukan terhadap penerapan keislaman dalam kehidupan kita. Kita mempersulit jalan yang halal dan mempermudah jalan yang haram.
Jika ini memang benar, kita dapat melihat dalam sejarah ketika kaum muslimin berpegang teguh dengan Islam: mereka akan terbelakang. Justru yang terjadi sebaliknya.
Jika kita lihat sejarah Islam secara keseluruhan, kita dapati bahwa kemenangan dan kekuatan terjadi Ketika kaum muslimin mendekatkan diri dengan Islam.
Pada masa kini kita menjauh dari Islam, kita ditimpa bencana dan krisis kolonialisme dan lainnya. Penyebab keterbelakangan ini adalah karena kejauhan kita tentang hakikat Islam, baik secara pemahaman, keimanan, maupun amal perbuatan (sikap hidup).
Jika kita benar-benar ingin maju, selayaknya kita harus memahami Islam dengan pemahaman yang benar dan mengimaninya secara benar pula. Juga kita harus mengamalkan Islam secara sempurna sebagaimana pendahulu kita. Kita akan menegakkan sebuah peradaban sebagaimana yang dilakukan orang-orang kita dahulu, yaitu suatu peradaban tinggi yang menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan keimanan dan ketuhanan dengan kemanusiaan.
