Mohon tunggu...
Sidiq Firmanto
Sidiq Firmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penulis lepas dan penerjemah ngeblog di http://nglengkong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan Kauniyah

11 November 2012   07:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pahlawan Kauniyah. Rasa-rasanya belum ada gelar Pahlawan Kauniyah bagi begitu banyaknya pahlawan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari masa kerajaan hingga detik ini. Masyarakat hanya tahu Pahlawan Revolusi atau Pahlawan Nasional, seperti yang akhirnya diberikan kepada duet maut pemimpin Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta beberapa waktu lalu. Lantas apa yang disebut Pahlawan Kauniyah?

Dalam keyakinan umat Muslim, ayat kauniyah adalah ayat-ayat yang bukan berupa tulisan, melainkan apa yang ada di alam beserta isinya (non-literer). Apa yang bisa kita nikmati dengan panca indra kita sebenarnya itulah Ayat Kauniyah. Masalahnya adalah, tidak semua orang mampu memaknai dengan benar apa yang dilihat, dirasakan, atau didengar. Singkatnya, butuh kemampuan khusus untuk itu.

Dengan demikian, menurut penulis, Pahlawan Kauniyah adalah orang-orang yang ada di sekitar kita, namun tidak kita sadari bahwa sebenarnya orang itu adalah pahlawan. Semua itu karena kurangnya kemampuan manusia untuk mengamati lingkungan sekitar, karena masyarakat Indonesia saat ini lebih senang pada segala hal yang bagus dari segi packaging, tetapi melupakan hal yang penting, yaitu isinya. Oleh karena itu, Pahlawan Kauniyah bisa siapa saja, bisa orangtua, guru, teman, atau petani.

Ketika banyak yang merisaukan bahwa pemuda Indonesia saat ini kekurangan sosok pahlawan atau panutan, penulis tidak sepakat dengan hal itu. Jika pahlawan yang dimaksud adalah sosok yang melakukan hal-hal besar, hal itu terlalu sempit. Percayalah, orang-orang yang saat ini mendapat gelar pahlawan pun tidak pernah sedikitpun berpikir akan gelar itu. Para pemuda bisa menemukan sosok panutan dengan mudah, bukan di gedung DPR atau gedung-gedung megah yang ada di ibukota, melainkan di pelosok-pelosok desa di seluruh Indonesia. Merekalah panutan dan sosok Pahlawan Kauniyah. Mereka ada, tetapi sulit untuk ditemukan. Butuh kepekaan untuk memahami keberadaan mereka.

Singkatnya, tak terlihat bukan berarti tak ada. Selamat Hari Pahlawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun