Sebagai contoh, ada yang mengatakan tipe kepemimpinan yang diterapkan Sir Alex Ferguson ketika membawa kejayaan tim sepakbola Manchester United adalah tipe kepemimpinan pelatih, tetapi ada juga yang mengatakan tipe kepemimpinan kharismatik yang dimilikinya.
Hal ini terjadi karena adanya kefleksibelan dalam memahami kondisi. Setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing dalam memandang sebuah situasi dan kondisi.
Oleh karenanya, untuk melakukan semua kefleksibelan ini diperlukan jiwa kepemimpinan yang kuat, layaknya seekor singa yang memimpin sekelompok domba. Jika tidak, harmonisasi tidak akan terbentuk dalam organisasi yang dipimpinnya.
Alhasil, kata Nabi, "setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."
Kepemimpinan seharusnya tidak menonjolkan kekuatan fisik, tetapi kekuatan jiwa kepemimpinan.
Mengadaptasi diri  melalui spectrum of style yang fleksibel dalam memimpin adalah salah satu cara untuk bisa menunjukkan kekuatan jiwa kepemimpinan yang baik pada diri seseorang.
[Baca Juga: Banjir Banjar, #KalselJugaIndonesia]