Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Banjir dan Rebahan

15 Januari 2021   07:02 Diperbarui: 15 Januari 2021   07:20 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim SAR gabungan mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalsel, Selasa (12/1/2021).  (kompas.com)

Melihat bencana yang terjadi, tak banyak yang bisa kami lakukan. Hujan yang terus turun dan genangan air yang terus naik membuat kami terkepung. Dimana-mana jalan ditutup, mau kemana-mana menjadi susah.

Mungkin hanya uluran tangan berupa penggalangan donasi yang bisa kami lakukan untuk saudara-saudara kami yang rumahnya harus tenggelam. Sedangkan untuk membantu secara langsung dengan turun ke lapangan mungkin sulit untuk kami lakukan. 

Biarlah kami percayakan hal ini kepada pihak terkait yang kompeten dan berwenang. Yang bisa kami lakukan hanya mendoakan.

Menyoal Rebahan

Di sisi lain, sekolah mengambil keputusan cepat. Karena darurat bencana banjir, sekolah diliburkan 3 hari sampai hari sabtu besok. Sebuah keputusan yang bijak ditengah bencana yang membuat para guru dan siswa terdampak.

Dipaksakan melanjutkan kegiatan belajar mengajar pun tidak akan maksimal. Di beberapa daerah listrik dipadamkan. Karena pembelajaran masih secara daring, otomatis akan banyak siswa yang tidak akan bisa mengikuti pembelajaran.

Karena sekolah diputuskan libur, jadilah saya harus berpikir keras mengisi waktu selama tiga hari kedepan. Mengisi waktu dengan hanya sekedar rebahan, bermalas-malasan dan hanya berleha-leha di rumah terasa tak bijak untuk dilakukan. 

Ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen pernah berkata, "Seseorang yang meninggalkan dirinya dalam kemalasan tentunya pasti akan membusuk dan lenyap, sebagaimana air yang tidak mengalir dan kotor."

Artinya, bermalas-malasan itu bahaya, bisa membusukkan diri. Sesuatu yang busuk pastinya tidak akan ada manfaatnya, bahkan bisa membahayakan karena racun yang dikeluarkan.

Dalam kehidupan, rebahan, berleha-leha, bermalas-malasan disebabkan karena adanya kenyamanan. Seseorang yang sudah masuk ke zona nyaman, malas untuk bergerak, cenderung untuk stagnan. Akhirnya tak ada keinginan untuk melakukan proses pengembangan diri.

Padahal, manusia hidup itu harus berkembang. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. 

Nabi bersabda, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung, siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia rugi, siapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia celaka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun