Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Siswa Mendapatkan Nilai Kurang Baik Menjadi "Tamparan Kasih Sayang" Bagi Guru

14 Januari 2021   13:52 Diperbarui: 15 Januari 2021   12:49 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay.com)

Jika Anda seorang guru, pasti Anda pernah merasa galau ketika melihat hasil ujian siswa yang Anda ajar mendapatkan nilai yang tidak sesuai harapan Anda.

Biasanya, kegalauan diikuti dengan rasa penasaran ingin mencari apa kiranya penyebab siswa mendapat nilai yang kurang baik. 

Apakah karena guru yang tidak mampu mengajar dengan baik? Atau apakah mungkin karena siswanya yang memang kurang belajar dengan baik?

Mengapa Siswa Mendapat Nilai Kurang Baik?

Guru yang tak mau disalahkan biasanya akan mencari pembenaran. Pertama, dia akan melihat nilai rata-rata kelas. Jika nilai rata-rata kelas baik, biasanya itu akan dijadikan dalih bahwa sebenarnya siswa mendapatkan nilai kurang baik karena memang siswa kurang belajar.

Jika seluruh siswa di kelas sama rata mendapatkan nilai yang kurang baik, mungkin guru akan berdalih bahwa soalnya terlalu sulit, atau bahkan ada kesalahan pada soalnya.

Intinya, selalu ada pembenaran yang dicari, selalu ada alasan untuk menghindari kemungkinan bahwa dirinya yang tidak mampu memberikan pembelajaran yang baik kepada siswanya.

Untungnya, tidak banyak guru yang seperti ini. Ada juga guru yang merasa bahwa sebenarnya akar permasalahan ada pada dirinya sebagai guru. Siswa yang gagal mendapatkan nilai yang baik berarti belum benar-benar memahami pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas.

Meskipun terkadang ada siswa yang mendapat nilai kurang baik memang karena kemalasan siswa itu sendiri, tetap saja terkadang ada perasaan bersalah juga pada guru. Guru merasa bersalah karena tidak mampu memberikan motivasi belajar yang baik kepada siswa tersebut.

Sejatinya, esensi seorang guru tidak hanya bertugas mengajarkan materi pelajaran kepada siswa. Guru juga bertanggung jawab memberikan nilai-nilai moral melalui pendidikan karakter kepada siswa. 

Memberikan motivasi siswa untuk belajar adalah juga sebagai salah satu bentuk penanaman nilai-nilai karakter. Jadi, guru bukan sekadar mengajarkan siswa, tetapi juga mengajarkan siswa untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun