Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Siswa Mendapatkan Nilai Kurang Baik Menjadi "Tamparan Kasih Sayang" Bagi Guru

14 Januari 2021   13:52 Diperbarui: 15 Januari 2021   12:49 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay.com)

Guru yang memiliki pola pikir seperti ini akan memuhasabah dirinya ketika ada siswanya yang tidak mendapatkan nilai yang baik. Guru seperti ini tidak mencari pembenaran, tetapi mencari akar permasalahan untuk disolusikan. Mungkin guru yang seperti inilah yang bisa dikatakan guru yang mendapatkan tamparan kasih sayang dari Tuhan.

Nilai Ujian Jelek (https://blog.javan.co.id/)
Nilai Ujian Jelek (https://blog.javan.co.id/)

Tamparan Kasih Sayang Bagi Guru

 Apa maksudnya tamparan kasih sayang?

Tamparan kasih sayang adalah sebuah istilah yang digunakan Ustad Bediuzzaman Said Nursi pada cahaya kesepuluh dalam kitabnya yang berjudul Al-lama'at. Menurut Ustad, tamparan kasih sayang adalah pelajaran yang diterima seseorang yang bekerja dalam rangka mengabdi kepada agama. Tamparan kasih sayang ini terjadi akibat kesalahan dan kelalaian mereka sebagai seorang manusia.

Lebih jauh Ustad Bediuzzaman Said Nursi menjelaskan bahwa musibah yang menimpa seseorang yang mengabdi kepada agama sebagai peringatan Tuhan dan teguran atas sikap futur (patah semangat) mereka dalam pengabdiannya.

Itulah mengapa nilai kurang baik yang didapatkan siswa sejatinya menjadi tamparan kasih sayang bagi seorang guru. Guru juga manusia, yang dalam pengabdiannya kepada pendidikan terkadang mengalami kesalahan dan kelalaian, atau mungkin juga kehilangan semangat dalam mendidik.

Beginilah seharusnya seorang guru menyikapi siswa yang mendapatkan nilai yang kurang baik. Pertama-tama guru harus menyadari bahwa salah satu penyebabnya adalah dirinya sendiri sebagai guru. Maka untuk melakukan perubahan dan perbaikan haruslah dimulai dari dirinya terlebih dahulu.

Lantas langkah kongkrit apa kiranya yang perlu diambil oleh seorang guru untuk menangani hal ini?

Pertama, guru harus bisa mengintropeksi diri. Guru harus bisa melihat kembali, mengevaluasi, dan merefleksikan pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelas. Guru juga bisa menganalisis apa kelebihan dan kekurangannya dalam memberikan pelajaran.

Untuk melakukan ini, terkadang guru perlu masukan dari teman-teman sejawatnya atau orang-orang yang memang berkompeten untuk memberikan masukan. Ini diperlukan karena terkadang seseorang tidak mampu melihat kekurangan yang ada dalam dirinya sendiri. Ada benarnya kata pepatah "gajah di pelupuk mata tak terlihat, tapi semut di seberang lautan yang terlihat."

Kedua, guru juga harus melakukan komunikasi dengan siswa. Guru harus bisa bicara dari hati ke hati dengan siswa, bukan menghakimi. Permasalahan yang sebenarnya yang dihadapi siswa harus bisa terkuak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun