Apakah pandemi direncanakan oleh Bill Gates atas nama perusahaan farmasi, seperti yang disarankan oleh beberapa postingan Instagram?
Dan, apakah virus tersebut benar-benar berbahaya seperti klaim yang dikeluarkan sumber resmi?
Untuk mencegah terjadinya misinfo-demic perlu adanya komunikasi publik yang baik dari otoritas terkait. Pemerintah melalui satuan tugas (satgas) covid-19 dan kementerian kesehatan (kemenkes) perlu sesering mungkin memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat.Â
Selain itu, otoritas terkait juga perlu memastikan bahwa informasi yang diberikan akan dipahami oleh masyarakat. Artinya masyarakat harus bisa mengambil poin atau maksud yang terdapat di dalam informasi tersebut.Â
Tanpa adanya konfirmasi di masyarakat, alih-alih mencegah terjadinya misinfo-demic, informasi justru akan ditafsirkan dengan cara yang salah oleh masyarakat.
Terkait dengan penafsiran ini, saya ingin mengutip dari artikel yang ditulis rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Mujiburrahman pada rubrik kolom jendela miliknya di Banjarmasin Post.Â
Beliau menuliskan, "Saya menulis kata-kata ini, dengan huruf-huruf sebagai simbol untuk menyampaikan makna tertentu kepada Anda.Â
Saya juga bisa menyampaikannya secara lisan, dengan simbol berupa bunyi suara tertentu, sehingga orang yang mendengar dapat memahami maksud saya.
Selain kalimat-kalimat dalam kitab suci, alam semesta dan seluruh makhluk di dalamnya juga adalah simbol-simbol, yang dalam Alqur'an disebut ayat.Â
Tugas kita adalah mengkaji dan memahami simbol-simbol itu."[2] Mengkaji dan memahami simbol-simbol itulah yang menyebabkan terjadinya tafsiran di masyarakat.
PPKM, PSBB, dan Lockdown
Selama ini, otoritas terkait pandemi di negara kita memang telah berusaha keras memberikan informasi sebaik mungkin kepada masyarakat.Â