Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Makan Buah Simalakama Corona: SKB 4 Menteri dan Penemuan Vaksin

23 November 2020   14:41 Diperbarui: 26 November 2020   07:23 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulasi sekolah belajar tatap muka.(Foto: KOMPAS.com/CYNTHIA)

Vaksin yang mereka temukan saat ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan izin darurat penggunaannya di Amerika Serikat. Menurut pemberitaan vaksin ini 90 persen efektif mencegah virus covid-19. Jika mendapat izin dari Food and Drug Administration (FDA), selaku BPOM Amerika, maka vaksin ini mulai bisa didistribusikan bulan depan.

Yang menarik adalah perusahaan Jerman BioNTech didirikan oleh salah seorang imigran asal Turki bernama Ugur Sahin dan istrinya Ozlem Tureci. Pasangan suami istri inilah yang berjasa pada penelitian penemuan vaksin covid-19 di BioNTech. 

Di sisi perusahaan Amerika Serikat Pfizer yang berperan penting adalah Albert Bourla, pimpinan eksekutif dari Pfizer yang kebetulan imigran keturunan Yunani. 

Ugur Sahin dan Albert Bourla sudah memiliki kecocokan dari sebelum pandemi ini muncul. Keduanya memiliki latar belakang sama sebagai peneliti dan sama-sama imigran.

Mengapa saya paparkan hal ini? Sebenarnya saya ingin menyorot persoalan imigran. Ada sebuah kesamaan persoalan imigran dengan buah simalakamanya SKB 4 menteri.

Persoalan imigran juga sebenarnya menjadi buah simalakama bagi negara tujuan para imigran. 

Datangnya imigran ke beberapa negara maju, membuat pemerintah negara maju tersebut harus berpikir keras antara menerimanya atau menolaknya.

Jika menolaknya, pemerintah dianggap tidak peduli kepada nilai-nilai kemanusiaan. Para imigran datang ke negara maju dikarenakan adanya konflik di negara asalnya. Harapan mereka bermigrasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Di sisi lain, jika pemerintah negara yang dituju menerimanya, akan ada konsekuensinya. Perlu ada anggaran yang disediakan untuk mengurusi mereka. Yang lebih mengkhawatirkan adalah para imigran ini berpotensi menjadi permasalahan baru jika mereka tidak mampu berasimilasi dengan budaya setempat. Asimilasi tidak mudah pastinya, perbedaan bahasa, agama, budaya, dan cara hidup terkadang menjadi hambatan.

Beberapa negara tujuan imigran mengalami kesulitan ini. Para imigran yang tak mampu berasimilasi menjadi sumber kejahatan, kriminalitas, tindakan kekerasan, dan radikalisme di negara tersebut.

Namun, jika para imigran mampu berasimilasi dengan baik bukan tak mungkin para imigran ini justru bisa mengangkat nama negara barunya tersebut, seperti halnya contoh Ugur Sahin, Ozlem Tureci, dan Albert Bourla. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun