Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Urgensi Memahami dan Menghargai Keunikan Peserta Didik

2 November 2020   10:22 Diperbarui: 2 November 2020   17:44 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.(Dok. Sriyono Abdul Qohar via Kompas.id)

"Siswa ini berbeda", kalimat seperti ini sering kita dengar dibicarakan para guru ketika ada "siswa yang bermasalah".

Bagi sebagian kita, kata berbeda memang terkadang identik dengan masalah. Perbedaan adalah permasalahan. Siswa yang berbeda adalah siswa yang bermasalah.

Siswa Bermasalah atau Siswa yang Perlu Dibantu?

Penggunaan tabir "siswa yang bermasalah" mungkin kurang begitu enak untuk didengar, apalagi dirasakan. Seolah-olah siswa yang bermasalah, siswa yang memiliki masalah, siswa sumber masalah. Padahal permasalahan terjadi tidak mesti berakar dari siswa itu sendiri.

Bahkan, jika diperhatikan, permasalahan yang terjadi dalam pendidikan kebanyakan tidak disebabkan oleh siswa. Ada banyak faktor lain, seperti guru, teman, orangtua dan lingkungan terkadang menjadi faktor utama penyebab permasalahan.

Oleh karenanya, seharusnya kita tidak memberi cap siswa yang berbeda dengan mengatakan "siswa yang bermasalah", tetapi seharusnya kita katakan "siswa yang perlu dibantu."

Ya, sebenarnya bicara tentang perbedaan, tidak melulu mengarah kepada makna negatif. Kita harus melihatnya lebih positif. Siswa yang berbeda sejatinya memerlukan bantuan, baik bantuan moril dan materil.

Siswa yang memerlukan bantuan, jangan diartikan hanya sebagian siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, baik secara kognitif maupun afektif. Siswa yang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik pun terkadang perlu dibantu.

Keunikan Siswa

Sejatinya, setiap siswa itu berbeda, setiap siswa itu unik, dan setiap siswa itu spesial, yang memerlukan bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Saya garis bawahi kata "setiap siswa", tanpa terkecuali.

Coba kita rasakan, ketika kita menggunakan kalimat "siswa itu unik, spesial", dibandingkan dengan kalimat "siswa itu berbeda", dapat dirasakan perbedaannya bukan?

Ilustrasi siswa SD (Shutterstock via kompas.com)
Ilustrasi siswa SD (Shutterstock via kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun