"Siswa ini berbeda", kalimat seperti ini sering kita dengar dibicarakan para guru ketika ada "siswa yang bermasalah".
Bagi sebagian kita, kata berbeda memang terkadang identik dengan masalah. Perbedaan adalah permasalahan. Siswa yang berbeda adalah siswa yang bermasalah.
Siswa Bermasalah atau Siswa yang Perlu Dibantu?
Penggunaan tabir "siswa yang bermasalah" mungkin kurang begitu enak untuk didengar, apalagi dirasakan. Seolah-olah siswa yang bermasalah, siswa yang memiliki masalah, siswa sumber masalah. Padahal permasalahan terjadi tidak mesti berakar dari siswa itu sendiri.
Bahkan, jika diperhatikan, permasalahan yang terjadi dalam pendidikan kebanyakan tidak disebabkan oleh siswa. Ada banyak faktor lain, seperti guru, teman, orangtua dan lingkungan terkadang menjadi faktor utama penyebab permasalahan.
Oleh karenanya, seharusnya kita tidak memberi cap siswa yang berbeda dengan mengatakan "siswa yang bermasalah", tetapi seharusnya kita katakan "siswa yang perlu dibantu."
Ya, sebenarnya bicara tentang perbedaan, tidak melulu mengarah kepada makna negatif. Kita harus melihatnya lebih positif. Siswa yang berbeda sejatinya memerlukan bantuan, baik bantuan moril dan materil.
Siswa yang memerlukan bantuan, jangan diartikan hanya sebagian siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, baik secara kognitif maupun afektif. Siswa yang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik pun terkadang perlu dibantu.
Keunikan Siswa
Sejatinya, setiap siswa itu berbeda, setiap siswa itu unik, dan setiap siswa itu spesial, yang memerlukan bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Saya garis bawahi kata "setiap siswa", tanpa terkecuali.
Coba kita rasakan, ketika kita menggunakan kalimat "siswa itu unik, spesial", dibandingkan dengan kalimat "siswa itu berbeda", dapat dirasakan perbedaannya bukan?