Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Insecurity or Security?

27 September 2020   10:22 Diperbarui: 27 September 2020   10:40 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Insecurity. (hellosehat.com, gambar sudah diolah)

Sebenarnya, insecurity adalah sesuatu yang sangat manusiawi ada pada diri manusia. Insecurity adalah energi yang ada dalam diri. Seperti kita ketahui, energi itu tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Yang benar adalah energi itu harus kita ubah ke bentuk yang lebih baik.

Untuk merubah insecurity menjadi energi positif dalam diri, kita harus mengenalinya dan memahaminya. Kita harus tahu dan paham ketika kita dalam kondisi insecure. Intinya adalah kita seharusnya bisa mengenali kondisi diri kita sendiri.

Setelah itu, kendalikan diri kita. Perlu diingat bahwasanya kita hanya bisa mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan, dan jangan berusaha mengendalikan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Insecurity itu datang karena kita selalu melihat sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan.

Intinya, kita seharusnya bisa menerima apapun sebagai sebuah kehendak Tuhan. Dalam agama ini disebut Takdir. Dalam filsafat Yunani kuno ini disebut stoicism. Menerima apapun dalam kehidupan, tidak selalu melihat apa yang diluar kemampuan kita, agar kita mencapai kebahagiaan 

Setelah kita mampu mengendalikan diri kita maka cintai diri kita. Maksudnya adalah kita bisa menerima diri kita apa adanya, jadilah diri sendiri, lakukan apa yang bisa kita lakukan. Dengan ini kita akan lebih percaya diri.

Security

Setelah kita bisa mengelola perasaan insecurity, maka kita akan mencapai apa yang disebut dengan security atau perasaan aman dan nyaman.

Jika kita perhatikan security adalah sesuatu yang dicita-citakan dan ingin dicapai seseorang dalam kehidupan. Semua kita pasti ingin hidup aman dan nyaman bukan?

Tetapi pada kenyataannya perasaan secure justru bisa juga menjadi bumerang bagi diri kita. Perasaan secure yang tidak bisa kita kelola dengan baik akan membuat kita terlena dan justru akan menjerumuskan kita.

Di era industri 4.0 dimana cyber technology, internet of things, dan networks berkembang dengan cepatnya membuat kita dipaksa keluar dari secure/comfort zone kita. 

Keamanan/security dalam diri kita seharusnya diubah menjadi petualangan, eksplorasi kesempatan dan peluang. Jika tidak, kita akan tertinggal dengan kemajuan. Security yang kita miliki justru akan membawa insecurity.

Memberikan insecurity/menjauhi security dalam bentuk petualangan dan eksplorasi juga adalah salah satu bentuk pendidikan terbaik yang bisa diterapkan. Jika kita ingin membuat anak kita maju, maka kita harus bisa memberikan tantangan kepadanya untuk keluar dari zona aman/nyamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun