Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Pengungsi, Burung Cerek Kernyut Pasifik, dan Kemanusiaan

15 September 2020   19:04 Diperbarui: 15 September 2020   19:12 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamp Pengungsi Moria Terbakar (ANGELOS TZORTZINIS / AFP via kompas.com, gambar sudah diolah)

Kebakaran besar yang terjadi di Kamp Pengungsi Moria di pulau Lesbos Yunani seolah membuka mata masyarakat dunia tentang krisis pengungsi di Eropa yang sempat terlupakan dengan adanya bencana pandemi corona yang melanda dunia. [1]

Kebakaran yang meludeskan tempat kumuh kamp pengungsi dimana sekitar 13.000 pengungsi tinggal di dalamnya. Para pengungsi berasal dari berbagai negara, terutama negara benua Afrika, Timur Tengah dan Afganistan.

Krisis Pengungsi

Para pengungsi yang kehilangan tempat tinggalnya terpaksa harus tinggal di perkebunan dan di pinggir-pinggir jalan. Dengan membangun tenda seadanya mereka mencoba menyambung hidupnya. Panasnya siang dan dinginnya malam harus mereka hadapi. Kondisinya sangat menyedihkan dengan tidak tersedianya fasilitas umum dan sanitasi yang baik.

Yang lebih menyedihkan lagi adalah banyaknya anak di bawah umur yang harus hidup pada kondisi ini. Sungguh sebuah pemandangan yang  jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.  

Pemerintah Yunani di tengah tekanan masyarakat lokal yang tidak terlalu setuju keberadaan pengungsi di daerahnya, mencoba mencarikan solusi. Pemerintah membangun tenda-tenda darurat yang rencananya akan dipermanenkan.

Para pengungsi sendiri memprotes kebijakan itu. Mereka mengharapkan Pemerintah Yunani memberi kebebasan kepada mereka untuk pergi ke negara-negara impian mereka. Negara-negara yang memiliki kebijakan yang lebih baik terkait penanganan pengungsi.

Kebijakan tentang pengungsi memang sudah lama menjadi pembahasan serius Uni Eropa. Pembahasan yang membelah negara-negara anggota dengan pendekatan yang berbeda-beda.

Negara-negara di garda terdepan, seperti Italia dan Yunani mengharapkan perhatian lebih dari negara-negara yang lebih maju di Eropa tengah dan utara, seperti Jerman, Prancis, Spanyol, Inggris dan Swedia.

Pelik memang masalah pengungsi ini. Terasa tak ada ujungnya. Selama masih ada gejolak di negara-negara kelas tiga, terutama yang berada di sekitar Eropa, krisis pengungsi akan terus berlanjut.

Selain itu, gemerlapnya Eropa dengan segala kenyamanan, kemegahan dan harapan kebahagiaan di dalamnya masih menjadi mimpi masyarakat di belahan bumi lainnya. Inilah yang membuat seakan krisis pengungsi ini tak akan pernah selesai.

Migrasi Burung Cerek Kernyut Pasifik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun