Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesamaran Pres Rilis Komnas PA

2 September 2020   15:05 Diperbarui: 2 September 2020   15:25 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesamaran Pers Rilis Komnas PA.(ANTO MOTULZ (@MOTULZ) via kompas.com, Gambar sudah diedit)

Berkenaan dengan seruan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) melalui pres rilis mengenai "Hentikan Menggunakan Istilah Anjay" saya memiliki sebuah pengalaman. 

Tahun lalu di sekolah kami, pada rapat rutin mingguan mengenai kedisiplinan siswa, pernah dibahas mengenai siswa yang mengeluarkan istilah anjay pada pertandingan basket antar kelas yang diadakan OSIS.

Bagi kami, penggunaan istilah anjay itu sangat mengganggu. Alasannya adalah bahwa semua orang yang menyaksikan kejadian itu tau makna kata yang dimaksud. Semua orang juga paham tujuan kata itu diucapkan.

Kesamaran Makna Istilah

Bagi sebagian masyarakat istilah anjay memang bisa bermakna samar. Karena kesamarannya maka banyak juga masyarakat yang menghiraukannya, bahkan menganggap itu sebagai hal yang biasa.

Kesamaran yang terjadi dijelaskan pada pres rilis yang dikeluarkan Komnas PA. Kesamaran bisa terjadi karena ada beberapa sudut pandang, makna dan penempatan istilah anjay yang terkadang berbeda di masyarakat. [1]

Istilah anjay bisa bermakna kekaguman, pujian atau menyebut nama binatang. Penggunaan istilah anjay seperti ini merupakan hal biasa dan tidak mengandung kekerasan. 

Yang bermasalah adalah ketika istilah anjay digunakan untuk kekerasan dan merendahkan martabat seseorang yang bisa menyebabkan ketersinggungan, sakit hati dan merugikan. Untuk yang seperti ini ada konsekuensi hukumnya.

Kesamaran Tanggung Jawab Siapa

Saya ingin memperdalam sedikit konteks penggunaan istilah itu pada kasus di sekolah kami yang saya ceritakan di awal. Saya akan mencoba mengulasnya dari beberapa sudut pandang.

Pertama, dilihat dari siswa yang menggunakan istilah tersebut. Didapati bahwa memang siswa tersebut terkenal sering menggunakan kata-kata kotor pada beberapa kesempatan yang lain. Tidak heran jika siswa ini sering mendapat teguran karena sikap dan perkataannya.

Kedua, konteks mengapa dia menggunakan kata itu. Didapati bahwa siswa tersebut kesal karena keputusan-keputusan wasit pada pertandingan basket itu yang selalu merugikan timnya. Kekesalan yang dilampiaskan dengan mengeluarkan kata mencemooh kepada wasit yang memimpin pertandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun