Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Kita di Zona Apa, Ya?"

8 Agustus 2020   05:59 Diperbarui: 9 Agustus 2020   04:01 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandemi Covid-19. Arti Zona Merah, Oranye, Kuning, dan Hijau(KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Waktu berjalan begitu cepat. Waktu mengalir, seakan membuat kita lupa akan pandemi yang kita hadapi. Itulah realitanya. 

Walaupun belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir, kebanyakan masyarakat sudah tidak banyak yang memperhatikannya. Entah karena tidak peduli atau karena masyarakat sudah biasa dengan keadaan. "Berdamai dengan covid-19", kata Pak Jokowi.

Zona hijau belum bertambah signifikan. Dua bulan lalu ada 6% zona hijau, kini 7%. Setidaknya statistik ini menunjukkan bahwa kita belum mampu keluar dari masa krisis pandemi.  Sayangnya, data statistik covid-19 sudah tidak banyak diperhatikan orang. 

Masa-masa panik rasanya mulai menghilang sedikit demi sedikit. Itu kiranya yang bisa saya simpulkan dari respon cepat yang dilakukan teman yang berprofesi guru itu. 

Saya juga yakin, tidak banyak orang yang tahu ada di zona apa tempat tinggalnya sekarang.  Apakah semakin memerah atau mulai menghijau. Padahal sejatinya, hal itu penting untuk diketahui. 

Pentingnya Bertindak Cepat

Respon cepat yang diberikan temanku itu juga mengingatkanku akan pentingnya bertindak cepat. 

Menurut saya langkah kebijakan yang diambil pemerintah melalui surat keputusan bersama empat kementerian termasuk langkah yang cepat. 

Jika mau jujur, saya agak kaget mendengar penyesuaian ini diambil dalam waktu yang relatif singkat. Baru dua bulan yang lalu kebijakan diambil, sekarang dilakukan penyesuaian.

Pada kondisi normal, penyesuaian yang dilakukan dalam waktu cepat mungkin akan meninggalkan tanda tanya besar. Sebaliknya, pada kondisi pandemi, kecepatan pengambilan kebijakan penting untuk dilakukan. Situasi dan kondisi yang bergerak secara cepat dan dinamis, membutuhkan perhatian yang berkelanjutan. Perubahan yang cepat membutuhkan penyesuaian yang cepat pula. 

Selain itu, tindakan cepat pengambilan kebijakan menunjukkan adanya kerja nyata yang dilakukan. Bukankah ini yang diinginkan Pak Jokowi? Merubah channel kerja, dari ordinary ke channel extraordinary.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun