Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembinaan Lisanul Hal pada Siswa dan Masyarakat di Masa Pandemi

20 Juli 2020   15:03 Diperbarui: 20 Juli 2020   14:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bismillah, kita mulai..." Itu kataku ketika memulai kegiatan kajian di asrama sekolah tempatku mengajar pada akhir pekan minggu lalu. Bagi rakyat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, ucapan "Basmallah" sangat lazim digunakan dimana-mana. Ketika membuka acara, memulai sesuatu, baik di acara formal atau informal kata ini cocok digunakan.

Setiap akhir pekan kami rutin melaksanakan program kajian pembinaan bagi para pembina asrama di sekolah kami. Karena pandemi, tahun ini kami melaksanakannya secara online. 

Seolah sesuai dengan suasana di mana kita berada di awal tahun pelajaran baru, tema kajian kami sabtu kemarin adalah tentang "Bismillah".

Lisanul Hal Dalam Membina Siswa

Dalam kajian, kita mendiskusikan perkataan Ustad Badiuzzaman Said Nursi dalam salah satu bukunya. Beliau pernah berkata bahwa bismillah adalah awal dari segala kebaikan. Bismillah menunjukkan kefakiran dan ketidakberdayaan makhluk yang memerlukan tempat bersandar. 

Setiap entitas mengucap bismillah dengan lisanul hal nya masing-masing. Yang terakhir inilah yang kita kupas lebih mendalam.

Selanjutnya diberikan contoh bagaimana tumbuhan mengucap bismillah dengan memberikan buahnya. Hewan mengucap bismillah dengan memberikan susunya. Dan semua entitas lain, baik hidup maupun tak hidup mengucap bismillah dengan caranya masing-masing.

"Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana seharusnya kita mengucap Bismillah?" tanyaku kepada para pembina asrama peserta kajian. Satu orang menjawab, "Dengan membina siswa Pak...".

Ya, benar begitulah seharusnya. Bismillah bukan hanya dengan perkataan, tetapi harus degan lisanul hal. Bismillah jangan hanya dipahami dengan ucapan doa di awal, harus ada sebuah proses yang mengiringinya. Dalam konteks pendidikan, proses pembinaan siswa pastinya. 

Di masa pandemi seperti ini, pembinaan harus tetap berjalan, tidak boleh dikendurkan. 

Dalam bukunya, Ustad Badiuzzaman menutup pembahasan dengan memberi kesimpulan bahwa Bismillah itu harus mencakup zikir, pikir dan syukur. Zikir di awal, syukur di akhir, ditengah-tengah ada pikir. Inilah rangkaian proses yang saya maksudkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun