Melihat kasus covid 19 di beberapa negara tetangga iri rasanya. Beberapa negara seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia sudah mampu keluar dari masa krisis dan bisa mengendalikan penyebaran virus korona di negaranya, walaupun bayang-bayang serbuan gelombang kedua masih mengancam.
"Sistem penanganan kita salah." kalimat itu yang mungkin terlintas di benak kita dan juga di benak banyak masyarakat yang lain. Tak melihat dia orang yang berpendidikan tinggi atau orang biasa saja, kalimat itu mungkin terpikirkan. Bahkan orang awam sekalipun yang mungkin tidak memahami sistem itu sendiri dengan sangat mudah melontarkan kalimat itu.
Lalu, apa yang kita bisa pahami dari kalimat ini? Saya tidak akan menyoroti apa yang salah dari sistemnya, karena saya bukan orang yang mempunyai kemampuan untuk bisa menulisnya. Yang ingin saya angkat disini adalah perasaan saya sebagai orang awam yang sering kali mendengar sistem yang selalu disalahkan pada saat sesuatu tidak berjalan baik.
Misalnya saya akan beri satu contoh dari bidang pendidikan. Ada stigma di masyarakat ganti menteri ganti kurikulum. Satu kurikulum belum berjalan maksimal, tiba-tiba sistem kurikulum baru dihadirkan, terus begitu, bak bongkar pasang mesin mobil. Padahal belum tentu kurikulumnya yang salah.
Jika kita lihat stigma di masyarakat ini, sebenarnya masyarakat sangat memahami bahwa menyalahkan sistem adalah bukan sesuatu yang benar.Â
Sebenarnya masyarakat juga sudah bosan dengan pergantian sistem yang terus terjadi. Tetapi masyarakat juga bingung bagaimana mencari jalan keluar atas segala kesemrawutan yang terjadi ini.Â
Entah siapa yang harus disalahkan, pengambil kebijakan atau justru masyarakat yang harus mengintrospeksi dirinya sendiri.
Sistem yang sedang berproses
Jika kita merujuk pada kasus covid 19 ini, rasanya kita harus melihat dari kedua sisinya.Â
Dari sisi pengambil kebijakan yang membuat sistem penanggulangan covid seharusnya ada sebuah arah yang jelas dalam melawan pandemi ini.Â