Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Momentum Hari Bidan Nasional, Jadikan Bidan sebagai Influencer

24 Juni 2020   08:23 Diperbarui: 24 Juni 2022   06:00 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bidan| Jonathan Borba/Unsplash via Kompas.com

Kondisi kehamilan yang normal juga yang membuat kami yakin untuk melakukan persalinan di bidan pada saat itu.

Ketika persalinan anak kedua beberapa tahun kemudian, kami mendatangi bidan tempat istri kami melakukan persalinan anak pertama. Ternyata, tempat praktik bidan itu sudah ditransformasi menjadi sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak yang relatif lebih besar.

Usut punya usut, klinik bidan tersebut berkembang sangat pesat. Bidan pemilik klinik tersebut memang terkenal memiliki kompetensi yang baik dalam memberikan pendampingan, sehingga banyak orang yang percaya dan nyaman untuk berkonsultasi kepadanya. Seiring dengan reputasinya yang naik pesat, kliniknya pun berkembang pesat pula.

Sekarang rumah sakit milik bidan tersebut bahkan sudah memperkerjakan banyak dokter spesialis. Saya pikir ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Semua ini berkat dari kompetensi dan reputasi yang baik yang dimiliki bidan tersebut.

Ketika kehamilan anak ketiga, kami berdomisili di daerah. Pada saat itu, kami kesulitan mencari dokter kandungan yang perempuan. Istri saya merasa tidak nyaman, jika harus memeriksakan diri di dokter kandungan laki-laki.

Kebanyakan masyarakat masih menyayangkan dengan masih sedikitnya dokter kandungan perempuan. 

Siswi saya yang melanjutkan pendidikan kedokteran pernah berkata bahwa salah satu motivasinya masuk fakultas kedokteran adalah karena dia merasakan sulit untuk menemukan dokter kandungan perempuan di kotanya.

Pada kondisi ini, bidan menjadi pilihan utama, karena sejatinya di Indonesia bidan adalah seorang perempuan. Dilansir dari halaman resmi IBI, "Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan."

Sumber: http://promkes.kemkes.go.id/ 
Sumber: http://promkes.kemkes.go.id/ 

Peringatan Hari Bidan Nasional tahun ini mengangkat tema, "Saatnya Bidan Dan Perempuan Bersatu, Bergerak Bersama Untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak Menuju Indonesia Maju." Tema yang mengusung persatuan ini sangat tepat diangkat dimasa pandemi ini.

Pemerintah harus jeli melihat potensi profesi bidan dalam rangka menjadi influencer di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun