Mohon tunggu...
mahillah luthfiyah
mahillah luthfiyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahil

Akun pribadi saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bonus Demografi, Ibarat Pedang Bermata Dua

13 Mei 2020   14:03 Diperbarui: 13 Mei 2020   13:59 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bonus Demografi, Ibarat Pedang Bermata Dua.

            Banyaknya penduduk produktif sangat berdampak dalam bidang sosial-ekonomi. Indonesia berpotensi menaikkan produk domestik bruto (PDB), memiliki jumlah produk penduduk kota usia produktif yang memiliki kesempatan kerja serta produktif akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu Indonesia juga berpeluang untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran yang dapat menunjang serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan Negara.

Bonus demografi merupakan fenomena menurunnya angka ketergantungan yang terus berlanjut mencapai titik terendah pada kurun waktu 2020 hingga 2030. Penurunan ini akan mengurangi besarnya biaya investasi unutk pemenuhan kebutuhan penduduk usia tidak produktif hingga sumber daya dapat dialihkan unutk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan penduduk. 

Dengan demikian, terbukalah sebuah kesempatan atau jendela peluang (window of opportunity) yang harus dimanfaatkan unutk meraih keuntungan ekonomis. Adapun arti lain yaitu era dimana saat banyaknya penduduk dengan rentang usia dari 15-64 tahun lebih mendominasi dari usia non-produktif ( 0-14 tahun dan 65+), maksud dari kata bonus merupakan dimana dengan dominannya usia produktif penduduk maka lebih banyak pula penduduk yang memiliki inovasi ataupun keahlian yang dapat dimanfaatkan potensinya. 

Salah satu indikator yang dapat dilihat unutk mengatakan bahwa terdapat adanya bonus demografi adalah dengan rendahnya tingkat rasio ketergantungan penduduk. Salah satu penyebab Indonesia mendaptkan bonus demografi adalah karena danya kebijakan Keluarga Berencana (KB) yang dapat memberikan pemikiran kepada masyarakat, khususnya orang dewasa unutk dapat membangun keluarga kecil dengan dua anak, hal itu dapat menyebabkan angka kelahiran menurun drastis. Dengan jumlah anggota keluarga yang kecil, maka kualitas anak-anaknya akan lebih tinggi. Oleh karena itu kebijakan Keluarga Berencana dapat menjadi salah satu investasi dalam sumber daya manusia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2019, rasio ketergantungan lanjut usia (lansia) terhadap penduduk produktif sebesar 15,01. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia produkti harus menanggung 15 orang penduduk lansia. Menurut prediksi dari Badan Pusat Statistik, tahun 2020 adalah masa dimana Indonesia akan memasuki bonus demografi hingga 16 tahun kedepan. Dengan adanya kesempatan ini sepatutnya dimanfaatkan dengan optimal dalam menuju era Indonesia Emas pada tahun 2045.

Adapun tantangan yang akan dihadapi dalam keadaan bonus demografi adalah pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat, jika tidak adanya kesiapan pemerintah maupun masyarakatnya dalam menghadapi fenomena tersebut akan dipastikan terjadinya peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia. 

Untuk itu dalam menghadapinya pemerintah harus siap dalam segi penyediaan lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Masyarakat usia produktif dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah juga harus menyiapkan kebijakan ekonomi agar dapat mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar serta keterbukaan perdagangan dan saving nasional.

Bonus demografi merupakan salah satu langkah untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara maju dan bukan lagi Negara berkembang, untuk itu kesempatan ini sangatlah berharga dalam proses pengembangan Negara Indonesia, selain itu karena bonus demografi juga ahanya terjadi sekali. Seperti yang diucapkan presiden kita, Joko Widodo mengatakan “Bonus domeografi ibarat pedang bermata dua. 

Satu sisi adalah berkah jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lain adalah bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik.”, Maka dari itu kita harus mempersiapkan generasi muda, memperhitungkan segala resiko, serta memperjelas apa misi untuk menghadapi masa tersebut. 

Menurut Sonny Harry Harmadi, Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) mengungkapkan bahwa ada empat syarat agar dapat memanfaatkan peluang bonus demografi yaitu berkualitasnya suatu penduduk dengan tersedianya pendidikan yang baik, tersedianya layanan kesehatan yang memadai, memiliki produktifitas kerja yang tinggi, dan adanya kebijakan yang menaungi usia produktif agar dapat berdaya guna. Maka dari itu pemerintah dan masyarakat harusnya telah bersiap dari sekarang agar kesempatan memajukan Indonesia dari peluang bonus demografi tidak terbuang sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun