Mohon tunggu...
Mahidara Ratri
Mahidara Ratri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Your words define who you are.

You are the author of your own life. LOVE YOURSELF

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berdampingan dengan Covid-19, Siapa Takut?

28 Juli 2020   18:56 Diperbarui: 28 Juli 2020   18:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: IAP2 Indonesia

Pemikiran ekstrem nongol..kenapa gak mencoba untuk berada di posisi anak anak kita? Mereka juga sama bosannya dengan kita. Mungkin mereka tidak berada dis posisi sebagai istri, emak, guru tanpa bayaran, menteri pertahanan yang kekuranga duit, atau jadi jenderal yang hidupnya udah di ujung tanduk gara gara hutang bejibun. 

Mereka gak mengalami itu, tapi mereka juga merindukan teman temannya, buat anak anak yang kayak anak anakku, yang hanya dapet jatah nonton youtube setengah jam sehari, 23,5 jam berikutnya diisi dengan kebosanan. Mereka juga gak bisa kemana mana, paling mentok cuma di jalanan depan rumah. 

Masih untung kalo ada teman yang sebaya, kalo gak ada yang ujung ujungnya cuma nonton tv dari pagi hingga malam. Sebagai siswa pun, mereka juga kewalahan, begitu banyak tugas sekolah yang harus mereka kerjakan dalam sehari, belum lagi omelan dan amarah emaknya karena mereka teralu banyak menyita waktu emaknya. 

Itu sebabnya, mulai dari awal tahun ajaran baru ini, aku belajar juga sebagai seorang siswa. Aku belajar untuk duduk tenang di depan layar youtube. Belajar tentang pecahan matematika, belajar tentang percobaan listrik, belajar lagi tentang keragaman umat beragama dan macam macam. 

Emang rugi? Gak ah menurutku. Memang sich, kita akan semakin sibuk, tapi ketika semuanya selesai dan anak anak bisa berkata terima kasih mami atau ketika suami kita tersenyum dan mengacungkan jempol pada kita..maka itu saatnya kita berkata SEMPURNA.

Memang sich, resolusi seperti ini juga harus ada pengorbanannya. Ya iyalah, segala sesuatu kan harus seimbang. Waktu yang diperlukan memang akan lebih banyak dan panjaaaaang, tapi kesehatan kita lebih terjaga, mulai dari tensi yang stabil, darah yang gak jadi darah tinggi, kepala juga lebih adem, jantung juga gak berasa kayak adu cepat di formula 1. Terlebih lagi, kerutan di muka juga gak bakalan tambah banyak..wkwkwkwkwwk..becanda tapi betulan lho. 

Mungkin itu hanya tentang sekolah dan pembelajaran aja. Gimana dengan segalan macam keribetan yang harus kita hadapi dengan protokol kesehatan? Emang nya rugi ya, kalo misalnya kita keluar rumah pakai masker? Tokh itu masker hanya beli sekali, dan bisa dipakai terus. 

Tapi jangan lupa cuci setelah 4 hari dipakai ya.  Buat aku yang pernah mengalami positif Rubella, masker sekarang sudah menjadi sahabat sejati kalo aku keluar rumah atau naik motor. 

For Your Information aja..bagi orang yang pernah memiliki riwayat rubella, musuh bebuyutannya ya debu. Tapi gimana dengan yang sehat? Yang sehat jusru semakin sehat kan kalo gak ada debu yang masuk ke tenggorokan. Apalagi sekarang sedang begitu banyak debu kering. 

Cuci tangan dan ganti baju setelah dari perjalanan di luar? itu sudah kewajiban lho teman. Jangan bawa kotoran yang menempel di badan, baik itu covid 19 atau bukan, tapi yang penting hidup bersih itu WAJIB. 

Masih banyak hal lain. Kalo buat aku pribadi, mencoba menerima keadaan ini dari sisi positif, tapi tidak menyerah dengan keadaan ini. Tetap sehat dan semangat itu wajib. Mungkin kita bisa menang dari covid 19, tapi kalo tetep menggerutu dan sambatan, yang ada kita kalah dari tensi tinggi dan kepala nyut nyut an lho...wkwkwkwkwkk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun