Mohon tunggu...
Mahfudotullah
Mahfudotullah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa aktif di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan studi Ilmu Pemerintahan

Melawan Keterbatasan, Melampaui Kemampuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Usaha untuk Melupakan

9 Juli 2020   20:00 Diperbarui: 9 Juli 2020   19:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nyatanya masih sama, rindu dan bayangmu masih bergentayangan dipikiranku, meski kucoba untuk kubantah pikiran ini, ternyata masih tetap sama. Rindu tetaplah rindu melintas dipikiranku, meski kucoba yakinkan diri ini tentang rasa yang harusnya tidak ada lagi, namun nyatanya pikiran ini menolak, tetap saja bayangmu menjelma dalam pikiranku, kacau ! apa hanya aku yang merasakan ini. 

Apa tidak terlintaskah dikepalamu? Tentang hari hari lalu, semua tentang-tentang kita, rahasia rahasia yang kita buat diwaktu silam, atau kamu lupa kita pernah sedekat nadi tentang bahagia

Malam ini, kembali ku tatap wajahmu lagi, seseorang yang begitu tega menghujani ku dengan ribuan belati yang menusuk hati, namun payahnya lagi diriku tak berdaya melupakan ingatan darimu, dari semua rasa sakit karenamu, jika kelak semesta mempertemukan kita lagi, berpura-puralah tidak pernah saling melengkapi.

sebab setelah pergimu luka yang kau tinggalkan terasa lengkap dan tergenapi, aku terlalu rapuh saat harus kehilanganmu, mengapa kamu memilih pergi dan meninggalkan semuanya disini, hingga kini diriku membutuhkan waktu yang lama untuk mengenali diriku seperti semula, aku berusaha melupakanmu bukan karena perasaan yang pernah kita rawat bersama ini sudah hilang dan pudar, namun aku menyadari mencintaimu sendirian bukanlah cinta yang wajar

Jika bisa, aku lebih memilih tidak mengenalmu sama sekali, jika kamu tahu, bagaimana sesak yang kutanggung karena ulahmu, setiap fajar datang dan petang beranjak aku harus menenangkan jiwa, apakah ini yang dulu kamu sebut cinta? Dengan ini kamu pergi menjemput bahagia? 

Andai aku bisa ingin sekali menghapus segala tentang-tentangmu, jika-jika mu dari ingatanku, agar tak ada celah sedikitpun yang menyebabkan hati begitu pilu, dulu separuh waktuku kuhabiskan denganmu, dengan mengesampingkan, pekerjaanku, kesibukanku, mengorbankan waktu bersama kerabat, sahabatku, waktu menekuni hoby ku, semua kulakukan hanya aku takut kehilanganmu. Meski memang pada faktanya harus kehilangan

Ini terahir untukmu perpisahan ini begitu terasa menyakitkan, meluruh perih dalam tangisan, saking perihnya sampai air mata tak mampu keluar hanya tertahan dalam elakan nafas, awalnya aku ingin menjadi semua ganjilmu lalu menggenapkannya, namun takdir berkata lain aku hanya bisa menjadi transit untuk kehidupanmu

"Melupakanmu merupakan jalan panjang berlubang yang harus ku tempuh sendiri"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun