Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maulid di Masa Pandemi, Antara Tradisi dan Kecintaan kepada Nabi

30 Oktober 2020   06:07 Diperbarui: 30 Oktober 2020   06:45 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Datangnya Rabi'ul Awal bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, disambut dalam suasana penuh warna-warni. Ada beberapa sisi emosi berkecamuk: gembira, marah, dan penuh introspeksi diri.

Gembira karena masih diberikan kesempatan berselawat setiap waktu. Masih diberikan keluangan memuji Baginda secara berjamaah, dalam lantunan syair indah tentang perjalanan hidup-Nya.

Perasaan marah juga datang, tatkala penghinaan terhadap Baginda datang dari Perancis, negara yang katanya bertamadun. Namun rupanya, lebih rendah pola fikirnya dari negara-negara yang pernah dijajahnya.

Negara imperialis tetap berjiwa imperialis, jiwa-jiwa penjajah tetap tersemat dalam kepala pemimpinnya. Menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan politik dan kekuasaan.  Kemudian berselindung dibalik demokrasi dan kebebasan berekspresi.

Namun kita kena ingat, dihina bagaimanapun tidak akan mengurangi kemuliaan Rasulullah. Malah akan menambah kecintaan kami kepada Baginda. Perilaku dan akhlaq Baginda tidak akan tercalar, walau senoktah pun.

Dalam Maulidurrasul saat ini, nstrospeksi diri hadir dengan sendirinya. Bagaimana tidak, hadirnya makhluk kecil bernama Covid-19 ini, mampu menggoyahkan sendi-sendi kehidupan di dunia ini.

Kehidupan sosial terbatasi dan ekonomi sangat rentan, sehingga mempengaruhi stabilitas perpolitikan banyak negara saat ini. Sungguh kami sangat kerdil di hadapan Tuhan Semesta Alam. Dikirimkan makhluk kecilnya untuk berinteraksi, kita sudah gelagapan. Keterbatasan diri membuktikan kita sebagai makhluk yang diciptakan Oleh-Nya.

***

Memperingati Maulid Nabi itu berbeda di setiap daerah, negeri, atau belahan dunia lainnya. Itu semua tergantung dengan tradisi dan kultur masing-masing tempat. Membuktikan, mencintai Rasulullah tidak mengenal latar belakang ras, etnis dan bangsa.

Di Malaysia, perayaan Maulidurrasul dilaksanakan acara ceramah agama, Mahalul  Qiyam, dan perarakan ke jalan sambil membaca Selawat Nabi. Namun dosebabkan dalam masa pandemi covid-19, aktivitas tersebut dibatasi sesuai prosedur kesehatan.

Sedangkan bagi WNI di Malaysia, peringatan  Maulidurrasul dilakukan secara kecil-kecilan juga. Undangan dibatasi dan interaksi sosial juga dibatasi, sesuai dengan prosedur kesehatan yang diarahkan Pemerintah Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun