Madura merupakan salah satu pulau penghasil garam terbesar di Indonesia. Kurang lebih 15.000 hektar lahan garam berada di Madura, maka dari itu Madura mendapat predikat dengan sebutan "Pulau Garam".
Umumnya di Indonesia hanya memproduksi garam untuk kebutuhan konsumsi saja, yang harganya berkisar sekitar Rp 2.000/Kg. Sedangkan apabila penggunaan teknologi diterapkan, garam biasa bisa menjadi garam farmasi, industri atau garam analisa. Harganya bisa menjadi 150 - 200 ribu/Kg.
Namun sayang tentang penggunnaan teknologi tersebut, petani Madura masih belum mampu menggunakanya (secara tradisional). Padahal kebutuhan garam per tahun, Indonesia memerlukan 4,4 juta Ton. Sedangkan kita hanya memproduksi 1,2 -1,6 juta ton saja.
Garam Malaysia Lebih Baik
Pada Hari Raya tahun lalu, saya menjenguk kawan saya yang sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pamekasan. Sewaktu antri menunggu panggilan, saya banyak berbicara dengan sesama pengunjung di depan pintu masuk Lapas. Mayoritas mereka ingin menjenguk keluarganya yang sedang terjerat dengan kasus Narkoba (shabu).
Karena Hari Raya, pertemuan antara pengunjung dan penghuni Lapas diberikan kelonggaran, sehingga bisa berbicara dengan  duduk berkelompok. Sewaktu saya tanyakan, Mengapa umumnya para yang datang menjenguk, umumnya keluarganya yang terlibat dengan Narkoba?
Salah seorang dari mereka menjawab ceplas-ceplos,
"Iya wajar saja, karena garam itu bukan barang baru di Madura. Apalagi garam tersebut dengan mudah didapatkan."
"Di samping itu, pasokan garam paling baik dan mendapat permintaan paling banyak adalah garam dari Malaysia.", jelasnya sambil menyeruput minuman botolnya.
"Dari tadi ngomongin garam, maksudnya apa ya Pak ?", tanyaku sengaja meminta penjelasan lanjut.
"Sampeyan ini pura-pura tidak tahu Dik!"
"Maksud garam ini adalah Narkoba jenis shabu-shabu Dik!", jawabnya sambil menyedot rokoknya dalam-dalam.
Madura, Pusat Pasar Sabu Apa Tempat Transit ?