Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Haul Gus Dur] Jangan Menjadikan Rakyat Sebagai Benteng Kekuasaan

10 Desember 2018   18:02 Diperbarui: 10 Desember 2018   18:20 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desember ini, haul Gus Dur akan memasuki tahun ke-9, tepatnya akan dilaksanakan di Ciganjur pada tanggal 21 Desember mendatang. Gus Dur telah meninggalkan kita semua pada tanggal 30 Desember 2009 silam, maka dari itu para pengagum Gus Dur (Gusdurian) banyak melakukan aktivitasnya dalam bulan ini untuk mengenang kepergiannya.

Secara pribadi, 30 Desember mempunyai cerita berkaitan sejarah yang cukup penting, berkaitan tentang perginya tokoh yang pernah memegang tampuk kekuasaan. Di samping tanggal tersebut sebagai hari wafatnya KH. Abdurrahman Wahid, ianya juga sebagai hari gelap bagi keluarga Saddam Hussein (Mantan Presiden Iraq, 16 Juli 1979 -- 9 April 2003).

30 Desember 2006, Saddam Hussein menjalani eksekusi hukuman gantung, setelah 4 hari sebelumnya, Mahkamah Agung Iraq menjatuhkan vonis hukuman mati kepadanya. Kurang beruntungnya Saddam Hussein adalah sejak ditangkapnya oleh pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika, setelah pasukan multinasional ini menginvasi Iraq pada tahun 2003.

Sisi positifnya, Saddam mampu menaikkan semangat nasionalisme masyarakat Arab pada umumnya, serta mampu membawa Iraq lebih modern secara ekonomi dan sosio budayanya. Namun di lain sisi, Saddam adalah seorang pemimpin yang ambisius dan otoriter dalam mempertahankan kekuasaannya. Beliau tidak segan-segan akan menindak dan menghapuskan individu atau sekelompok orang yang ingin menghalangi kekuasaanya.

Di Indonesia, Gus Dur hanya memegang tampuk kekuasaan sekitar 18 bulan, mulai dari 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Sepertimana tokoh pemimpin lainnya, banyak lawan politiknya yang tidak suka dengan cara pemerintahan Gus Dur, karena banyak tindakan kontroversial dan terlalu kedepan kebijakannya (visioner).

Sehingga banyak tokoh dan sekelompok orang yang merasa terganggu ranah kepentingan dan tempat cari makannya. Akhirnya membentuk koalisi untuk memakzulkannya dari kursi kepresidenan, dengan cara menciptakan isu skandal Bruneigate dan Buloggate. Walaupun di kemudian hari, isu-isu tersebut tak terbukti dan hanya dijadikan sarana untuk menurunkan Gus Dur semata.

Ujungnya adalah Gus Dur kalah dan terjungkal dalam konstestasi politik dan memutuskan untuk mundur dari tampuk kursi kepresidenan. Jutaan pendukungnya marah dan mengancam akan melakukan demonstrasi ke Jakarta.

Namun Gus Dur tidak memanfaatkan dukungan para pengagum dan pendukungnya untuk melawan kemuslihatan yang dilakukan lawan politiknya. Malah beliau meredam dan menghalang mereka untuk terus datang ke Jakarta. Dan beliau hanya berkata :
"Tidak ada kekuasaan yang layak dipertahankan mati-matian  di atas pertumpahan darah."

Kata-kata tersebut menjadi fenomenal disaat beliau mengakhiri kursi kekuasaannya. Kata-kata tersebut membuktikan kebesaran jiwanya sebagai seorang pemimpin yang mencintai negara dan rakyatnya. Beliau lebih memilih keutuhan bangsa dan negaranya, daripada pertumpahan darah dan pecah belah menggerogoti Indonesia.

Dalam tahun kesembilan kepergiannya ini, masih banyak orang yang mengenang Gus Dur sebagai sosok kontroversial yang banyak diftinah dengan penuh kebencian. Namun banyak juga yang mengenang beliau sebagai sosok yang humanis, humoris, dan menganggapnya sebagai sosok pahlawan.

Al-Fatihah buatmu Gus!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun