Mohon tunggu...
Mahfudh Harun
Mahfudh Harun Mohon Tunggu... Administrasi - Suka menulis dan senang berbagi

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Susah, Sebuah Kenikmatan

4 Maret 2016   23:46 Diperbarui: 5 Maret 2016   00:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cahayawahyu.wordpress.com"][/caption]Susah. Kata sifat yang muncul dalam zat. Sering sekali kumendengar kata itu. Bagiku, kata susah tidak terpisah dalam setiap nafas. Kadang menjadi dekat dan kawan akrab yang lengket melekat. Kata yang juga sering keluar masuk ke dalam jiwaku. Walau ia tidak kutunggu, tetapi kadang-kadang ia tidak malu-malu menyantap sesuatu dalam qalbu.

"Duh, aku lagi ada masalah" atau "Lagi susah bangat nih..." atau "Mengapa hidup susah begini?" Seperti  itulah terdengar walau samar-samar yang diucapkan oleh lidah-lidah tak bertulang berulang-ulang. Dan sangat jarang atau mungkin langka saat membuka kata "Hai,,aku lagi ada nikmat masalah hidup nih" atau "selalu saja datang nikmat susah kepadaku ini." Nikmat susah, lucu kata orang yang jiwanya secuil terganggu.

Hal ini karena masih mentradisi dipahami bahwa susah bukanlah nikmat yang menjadi berkah. Yang namanya nikmat, ya yang enak-enak saja atau yang senang-senang tanpa benang kusut yang membalut. Padahal, bukan tidak mungkin bahwa kadang nikmat senang, kaya, gembira itulah yang akar masalah menjadi bunga resah dan berbuah susah. Daun lebat, buahnya beranak ulat.

Susah, sebuah kenikmatan bagi insan ciptaan Tuhan. Nikmat untuk peka merasa dalam kehidupan dunia ini. Susah itu ibarat bumbu-bumbu masakan yang membuatnya semakin lezat. Bukan hanya bawang, tomat, serai, garam, gula yang membuat rasa. Tapi, cabai merah keriting yang digiling dengan rasanya pedas, tetap butuh agar citra rasa menggoda selera. 

Susah menggelisah adalah fitrah yang selalu mengalir dalam darah manusia. Mengalir dari hulu menuju hilir sungai dan laut hati yang luas tak berbatas. Susah itu laksana noda dalam air tercemar yang jika melewati pori-pori purifikasi, maka hasil akhirnya adalah air bersih yang menyehatkan sekali. Tapi, jika dibiarkan akan semakin hitam kelam hingga wajah selalu murung muram dan kusam. Dan ujung dahan kesusahan,  serta pujuk daun hati yang mengering itu akan  membahayakan serta mencemaskan diri sendiri dan orang lain.

Adakalanya, saat senang berubah tiba-tiba menjadi duka lara. Sebaliknya, saat susah payah sedang menyelimuti rasa, seketika rasa senang kembali menjadi suka cita. Itulah kehidupan selama hayat masih di kandung badan.  Entah sadar atau tidakkah kita bahwa kala senang semua riang gembira, namun lupa kepada-Nya. Dan jika sebuah ujian, cobaan, ataukah bencana datang menghadang kehidupan kita, maka sungguh selalu ada yang berkeluh kesah menyalahkan-Nya.

Tanpa susah dan resah, mengertikah kita rasa senang dan tenang? Atau tanpa pernah mengenal rasa pahit, pahamkah kita nikmatnya rasa manis? Atau tanpa ada rasa sakit sedikit, mungkin kita tidak tau bagaimana nikmatnya rasa sehat badan yang bugar dan segar. Kesenangan tanpa rasa susah, dan susah tanpa kesenangan, keduanya hambar bahkan semakin memudar warna hidup yang sesungguhnya.

Tentunya beban kenikmatan kesusahan ukuran dan bentuknya berbeda-beda pula, ia tergantung kepada Yang membebankannya dan memahaminya. Jika Tuhan merindukan hamba-Nya, maka Ia akan memberikan kepada kita ujian, salah satunya yaitu rasa susah. Saya yakin Tuhan memberikan nikmat-Nya itu dalam bentuk susah ada tujuannya. Ya Nikmat susah.

Kenapa? Tuhan sangat rindu kepada hamba-Nya yang menyebut-sebut dan memanggil-panggil Asma-Nya. Dengan nikmat susah, akan menjadi jalan bagi Hamba-Nya untuk mencari cintanya yang sejati. Pagi, sore, dan  dalam keheningan malam, jiwa sesuai dengan fitrahnya  akan mencari dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang menciptakan dan memberikan seluruh nikmat, nikmat  yang ada di seluruh ketinggian langit dan di segenap kedalaman bumi.

Tanpa ada susah yang merupakan nikmat yang luar biasa, sering sekali hamba menjauh dari Tuhannya.   Setiap curhatan hati dan sebutan kebesaran Tuhan melalui zikir dan do'a, akan didengarkan-Nya. Ungkapan rindu hamba kepada Kekasihnya, cepat atau lambat akan dikabulkan. Akhirnya, kita mengakuinya bahwa susah dan keluh kesah adalah kenikmatan yang berbuah rahmat kelezatan. Susah adalah nikmat yang menjadi jalan untuk mengetahui kebenaran dan menyelamatkan kehidupan kita dunia dan akhirat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun