Mohon tunggu...
Mahfiza Afkarina
Mahfiza Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Salsabila

Beautiful life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Semutan" (Strategi Santri dalam Rekontruksi)

28 November 2021   22:12 Diperbarui: 28 November 2021   22:24 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karakter seseorang tentunha sangat beragam. Mulai dari cara dia beradaptasi, berorganisasi antar pemikiran dalam satu wadah, apalagi dalam satu satu wadah meliputi banyak wajah. Hal ini menjadi cerminan dalam relasi santri khususnya di pondok pesantren. Menguak sejarah realitas yang beredar di masyarakat kata "santri" Seolah menjadi panutan dan cermin dalam berpola hidup. 

Sebuah keharmonisan, kelancaran keteraturan dan lain lain  menjadi hal yang erat dicapai oleh santri. Maka dari itu, diperlukan interaksi sosial asosiatif dalam mencapai tujuan bersama. Asosiatif sendiri yaitu proses sosial yang mengarah pada bentuk kerja sama dan menciptakan kesatuan. Asosiatif ini muncul karena adanya kesamaan dalam beberapa hal sehingga akan terjalin kerjasama yang baik. Adapun bentuk-bentuk asosiatif sendiri yaitu:kerjasama, akomodasi, asimilasi,dan akulturasi. 

Mulai zaman soekarno hingga saat ini sosok santri dalam mengaktualisasi diri sangatlah cocok dijadikan Sebagai cerminan. Kata kata dalam wadah banyak wajah seolah sudah menjadi gambaran untuk santri. Kerjasama disini tidak ada habisnya dibicarakan jika mengarah kepada retorika dalam Pondok Pesantren khususnya santri. 

Pengertian kerjasama dan bentuk kerjasama, menurut James D. Thompson (dalam Soekarto dan Sulistyowati, 2015: 67) menjelaskan adanya lima kerjasama yaitu, "kerjasama dalam bentuk kerukunan, gotong royong dan tolong menolong, bargaining, kooptasi, koalisi, dan join venture".yang dilakukan secara sukarela untuk mengerjakan pekerjaan tertentu juga dengan orang yang ikut andil dalam pekerjaan tersebut yakni gotong royong. 

Hal itulah yang menyebabkan para santri sangat erat menjalin rasa kebersamaan dalam menjalin hidup satu naungan di pesantren. Sebuah sarana kekuatan untuk meningkatkan kerja sama yang berubah keharmonisan dan kesolidaritasan santri. Hai ini menjadikan santri mampu untuk menjaga dan mencapai suatu tujuan bersama-sama. 

Para santri melakukan kerjasama melalui kedekatan fisik dalam bentuk emosional dan interaksi sosial. Menurut zulkarnain (2013:18), mengungkapkan tentang teori interaksi sosial masyarakat yang disebut dengan teori AIS (Activity Interaction Sentiment), teori ini akan bertumpu pada tiga konsep. 

Pertama, semakin banyak melakukan kegiatan bersama orang lain maka akan tumbuh rasa kebersamaan. Kedua, semakin banyak melakukan interaksi maka semakin banyak pembagian perasaan pada orang lain. Ketiga, semakin memahami perasaan orang lain maka akan tercipta pula kebiasaan dalam berinteraksi dan aktivitas yang dilakukan nya. 

Pondok pesantren yang baru dibangun biasanya akan mengarahkan pada santri nya ikut andil dalam mengikuti kegiatan pembangunan gedung. 

Dalam pembangunan gedung disini para santri memiliki cara tersendiri untuk merangkul kebersamaan yang bisa disebut dengan 'semutan'. Strategi 'semutan' disimi adalah cara yang paling efektif karena dapat mengurangi beban dan menjalin kebersamaan antar santri. 

Cara menggunakan teknik semutan ini dilakukan dengan bersama sama, mulai dari hulu sampai hilir semua santri berbaris dan bersiap untuk mendapat giliran dari hulu. Barang itu terus bergilir sampai pada tempat tujuan. Strategi ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat dalam melakukan pembangunan, guna membangun energi. 

Benang merah yang bisa kita ambil di sebuah kegiatan santri dalam rekontruksi dengan menggunakan 'semutan' yaitu kebersamaan yang akan mereka lakukan dan diimbuhi barokah dalam setiap tetesan keringat. Juga penggunaan strategi 'semutan' ini akan menjadikan sebuah kehematan energi dalam bekerja, sehingga ketahanan bekerja mereka untuk memperbanyak waktu semakin lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun