Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

14 Trik Membuat Konflik yang Unik dan Menarik dalam Sebuah Cerita

3 Maret 2021   12:44 Diperbarui: 4 Maret 2021   01:00 14066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membuat sebuah cerita (Sumber: www.pexels.com)

Ketika pembaca merespons, "Oh, ternyata begitu kejadian yang sebenarnya. Ya ampun, kasian." Semoga dengan respons yang kurang lebih seperti ini, menandakan kalau teka-tekimu berhasil.

Kesepuluh, buat konflik yang memiliki dampak emosional bagi tokoh
Konflik saja tidak cukup. Kalau kamu mau membangun feel pembaca terhadap adegan atau cerita yang kamu buat, maka konflik yang dibuat harus memiliki dampak emosional. Misalnya seorang anak yang sedang mengejar mimpinya untuk bisa kuliah. 

Ketika mengikuti tes, ternyata dia tidak lulus. Di detik yang sama, ia dikabarkan kalau ibunya meninggal. Padahal ibunya ingin sekali melihat anaknya sukses dan bisa kuliah. Di sini akan bagus ketika ada flashback adegan antara tokoh dan ibunya yang sedang berbincang tentang mimpi. 

Ini hanya sebuah narasi telling biasa. Kalau dikembangkan lebih bagus lagi, saya yakin ini adalah momen yang sangat sedih dan emosional.

Kesebelas, buat konflik lebih pribadi untuk tokoh tertentu
Dalam sebuah novel pasti ada tokoh pendukung, betul? Nah, kalau bisa tokoh pendukung ini juga punya masalah. Namanya konflik pendukung. 

Konflik pendukung ini tidak lebih rumit dari konflik utama. Jadi, konflik utama yang harus dan tetap menjadi fokus. Tapi, dengan adanya konflik pendukung, kita bisa membuat cerita jadi lebih menarik. 

Misalnya ada tokoh pendukung yang dalam cerita tersebut, dia membantu tokoh utamanya mengejar mimpi untuk menjadi seorang dokter. Namun di balik itu semua, tokoh pendukung ini mengorbankan banyak hal untuk tokoh utama. Hingga di akhir cerita, tokoh utama melupakan jasa tokoh pendukung yang sudah membantunya. Akhirnya, pengorbanan yang sudah ia lakukan sia-sia.

Kedua belas, keterbatasan waktu
Saya yakin kalian pasti pernah deg-degan menonton sebuah film. Salah satu alasan kalian deg-degan adalah khawatir tokoh utama tidak bisa mencapai tujuannya sesuai dengan batas waktu yang ada. 

Takut tokoh telat. Takut tokoh tidak sampai. Takut tokoh tertinggal. Takut tokoh tidak bertemu kekasih atau keluarganya. Nah, semua hal ini dibuat dengan keterbatasan waktu. 

Ketiga belas, buat tokoh menderita
Walau terkesan kejam, tapi memang inilah rumus paling umum yang digunakan novelis dalam membuat sebuah cerita. Kamu harus buat tokoh utamanya menderita. 

Buat mereka semakin kesulitan mencapai tujuannya di dalam novel. Ini pun salah satu cara untuk menumbuhkan emosional kepada pembaca. Nantinya, pembaca akan merasa iba, simpati, empati, dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun