Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Meskipun pada akhirnya aku harus memaksa kau untuk diam bahkan dengan kekerasan jika itu perlu, aku akan melakukannya meskipun sedang berada di hadapan Pak Soni sekalipun". Mando mulai menatapnya dengan tajam begitu juga dengan Rudi. 

"Hentikan….". Pak Soni menghentikan suasana menegangkan yang mulai terjadi pada saat itu. 

setelah itu Pak Soni mulai menghela nafasnya dan melepaskan lipatan tangannya ke bawah mejanya dan terdiam sejenak menatap ke arah bawah. Pada saat itu Pak Soni tampak terlihat sedang berpikir keras dan setelah itu juga mulai berbicara. "Pak Mando. Sikap bapak yang sangat serius dan juga tegas itu memang sudah sangat membantu kami untuk bekerja dengan baik dalam kepolisian. Tetapi tidak untuk mengajarkan sesuatu dengan baik kepadanya". Ujarnya sedikit tegas kepada Mando yang setelah itu mulai menatap ke arah Rudi. "Rudi. Kamu akan ikut dengan Pak Mando ke sana dan juga harus bertanggung jawab sendiri dengan apapun yang akan terjadi padamu di sana. Kamu harus ikut membantunya dan mempelajarinya sendiri bagaimana mereka melakukan pekerjaannya". Yang lalu mulai menatap ke arah Mando. "Katakan kepada Pak Neur dan juga yang lainnya agar mereka tetap bersama Rudi di sana". Pak Soni pun mulai berdiri dari tempat kursinya dan juga Mando mulai mengikutinya juga untuk berdiri.

"Rudi". Ucap Pak Soni dengan tatapan getirnya. "Sepertinya ayah sudah tidak bisa lagi untuk membuatmu terus menurut kepada ayah. Karena pada akhirnya kamu akan terus melawan dan juga belajar akan sesuatu hal sesuai dengan keinginanmu sendiri". Setelah itu mulai berjalan ke arah Rudi dan menyentuh pundaknya yang sedikit tinggi dari Pak Soni. "Ayah harap sifatmu ini pada akhirnya akan membuatmu menjadi pemimpin yang lebih baik dari ayah". Dan lalu mulai menatap ke arah Mando di sebelahnya. "Pak Mando. Untuk sekarang cobalah untuk memulai sesuatu pengalaman yang baru dan membaur di bawah kepemimpinan yang baru di tangan Rudi, nanti". Ujarnya yang lalu mulai berjalan keluar ruangannya. 

"Ya. Siap, pak.. ". Balas Mando sedikit menundukkan kepalanya yang lalu mulai mengikutinya berjalan keluar ruangan beserta Rudi yang pada saat itu mengikutinya sembari masih terdiam tidak mengatakan apapun dengan wajah yang terlihat sedikit tegang. 

"Ini tugas yang pertama dan juga yang terpenting, Rudi. Tetaplah tenang". Ujar Mando yang sedang berjalan di sebelahnya.

Rudi mulai menarik nafasnya dengan perlahan dan menghembuskannya. Dia mulai terlihat sudah tenang dan lalu memperlihatkan tatapan yang mulai tajam dan serius. "Ya. Tentu saja". Jawabnya dengan jelas yang lalu mereka berdua pun keluar dari ruangan itu. 

Jam menunjukkan waktu pukul tiga lebih setengah. Mando sudah melihatnya di jam tangannya yang pada saat itu pun sudah selesai mengecek semua dokumen-dokumen itu di dalam ruangan garasinya. Lebih cepat daripada yang aku kira… Pikirnya yang mulai merasa sedikit lemas. 

"Jadi… Tumpukan map yang berada di sebelah kiri ini berupa dokumen-dokumen yang harus aku tanda tangani… dan sedangkan yang berada di sebelah kanan?". Tanya Kira yang pada saat itu sedang menyentuh kedua tumpukan map itu di bawahnya. 

Mando yang pada saat itu sedang menyandarkan kepalanya di atas kursi menatap ke arah atas sembari menyentuh kepalanya dengan lengan kanannya mulai menatap ke arah samping kanannya, kepada Kira. "Ah…Soal itu. Sebenarnya dokumen-dokumen itu tidak sengaja ikut tercampur dengan semua dokumen yang harus kamu tanda tangani itu..". Balasnya dengan suara yang lemas. 

Kira pun mulai mencoba untuk membuka map yang berada di atas tumpukan sebelah kanannya. "Hmm… Lalu, setelah ini apa yang akan kamu lakukan dengan dokumen-dokumen ini?". Ujarnya sembari terus melihat-lihat isi dokumen di genggamannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun