Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Bingung?".

"Ya. Tapi soal itu biar bapak saja yang merasakannya dan lalu sisanya biar kamu yang mengurusinya. Bagaimana? Apa ada perkembangan?". Gid pun mulai melepaskan rangkulannya. 

"Ah….. Soal itu.…". Wajah Ben mulai terlihat muram. "Saat ini saya sedang merasakan sesuatu hal yang dapat membebani pikiran..". Ucapnya yang lalu menaruh handphone-nya di atas meja di depannya. 

"Membebani pikiran….. Sungguh kalimat yang memberatkan hati. Dan juga ya, pikiran". Ujar Gid yang lalu membenarkan kursi ke belakangnya untuk mencari posisi yang lebih nyaman dan lalu setelah itu ia mulai melipat kedua tangannya di dada. "Dan apakah itu penyebab kamu tidak memasuki pelajaran bapak hari ini?" Lanjutnya. 

"Sepertinya begitu. Tetapi…. Sepertinya tidak juga". Ucap Ben terlihat bingung. 

Setelah itu Gid pun mulai melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu pukul sepuluh kurang seperempat. "Kalau kamu benar sudah terdiam di sini sejak pagi. Kamu dan juga mungkin Sina sudah melewati tiga mata pelajaran hari ini dan sekarang sebentar lagi bel masuk berbunyi. Bagaimana? Apakah kamu bisa memberikan penjelasan yang lebih baik?". Ujar Gid yang pada saat itu mulai merasa khawatir padanya. Sepertinya dia baru pertama kali merasakan hal ini. Pikirnya yang biasanya setiap kali mendengarkan curahan Ben, dia selalu mengatakan semua curahannya itu dengan tenang dan juga bijak dan Gid selalu senang untuk mendengarnya, terutama di saat dia dapat mampu untuk membantu masalahnya.

"Tiga mata pelajaran…. Sepertinya saya sudah kelewatan…. Tapi Sina tidak. Saat itu dia hanya tertidur sebentar setelah saya mulai membangunkannya". 

"Dan itu juga tetap membuatnya tidak masuk satu pelajaran--Ah.... Ya, benar. Mengapa dia bisa tertidur tadi pagi? Tidak seperti biasanya". Ujar Gid merasa heran. 

"Soal itu, dia bilang saat kemarin malam dia sedang memikirkan sebuah masalah. Masalah tentang kasus pagi tadi yang Bapak ceritakan sebelumnya". Balas Ben yang lalu mulai menatap ke arah bawah. "Sepertinya kasus itu benar-benar membuatnya tertarik sehingga sulit untuk tidur semalaman". Lanjut Ben dengan tersenyum getir. 

"Ah…. Tidak. Seperti biasanya. Dan juga kamu". Ujar Gid menatap ke arah Ben sembari merasa sedikit tenang. 

"Hm? Apa maksud Bapak?". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun