Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

Di dalam suasana pagi hari yang sunyi dan dingin, terdengar suara alunan musik yang bersumber dari sekolah. Musik itu berupa lagu pop barat yang di mana Sina membenci sekali mendengar alunan musik itu setiap kali ia mendengarkannya di sekolah. Lebih baik mereka memainkan musik rock band barat Numb dari Linkin Park daripada musik yang seperti ini. Pikirnya yang menganggap mempunyai selera musik yang lebih baik dari mereka. 

Pada saat itu Sina sedang berjalan menuju kelas dengan pakaian tidurnya sembari membersihkan kacamatanya yang di usap-usapkan di pakaiannya itu. 

"Apa kamu yakin sudah memberi kabar terlebih dahulu ke orang tuamu?". Ujar seorang wanita yang berjalan di sebelahnya sembari memeluk kedinginan jaket tebal yang di pakainya itu.

"Iya, Ibu…. Sudah… ". Jawab Sina yang mulai memakai kembali kacamatanya yang pada saat itu juga baru sadar ia mulai merasa kedinginan di sekujur tubuhnya. Padahal sebelumnya ia sedang bersemangat setelah mendapatkan nomor telepon dari seseorang. 

Setelah Mengingat itu kembali, Sina mulai mengambil sebuah kertas dari dalam saku celana tidurnya itu dan setelah di ambilnya kertas itu ia pun mulai memandanginya  "Ah…. Ini dia. Kasus penting pertamaku". Ujar Sina merasa sangat senang setelah sudah cukup lama ia memandangi kertas itu yang berisikan sebuah nomor.

"Kasus yang mana? Kasus tentang pencurian itu. Atau kasus pelarianmu itu?". Ujar Wanita yang berjalan di sebelahnya. 

"Sudah ku bilang. Aku tidak sedang dalam pelarian dari rumah atau semacamnya, Ibu. Anggap saja sebelumnya aku lupa memakai seragam saat berangkat menuju sekolah. Itu saja". Balas Sina sembari memasukan kembali kertas itu ke dalam saku celananya. 

"Ya. Dan juga kamu tidak sengaja memasukan seragammu itu ke dalam tas melainkan memakainya terlebih dahulu". 

"Ya. Dan terkadang seseorang akan melupakan sesuatu hal yang kecil di saat mereka sedang memikirkan hal yang lebih penting". Balas Sina saat mereka berdua sudah masuk ke dalam kelas yang masih belum ada siapapun di dalamnya. "Terima kasih Bu Lian sudah menemaniku di dalam kesenjangan ini". Lanjutnya setelah berhenti di tempat kursi duduk miliknya. 

"Bilang saja tadi kamu takut berjalan sendirian di koridor, Sina. Apa suara musik ini masih belum cukup untuk menemanimu?". Bu Lian mulai membalikan badannya kembali untuk keluar kelas. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun