Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Pada saat itu..… aku langsung menatap ke ara bawah. Jadi, aku tidak tahu bagaimana reaksi wajah Ben saat itu".

"Apakah Ben mengatakan sesuatu?".

"B-Be-Ben….. Bilang…. Dia tidak bisa menjawabnya sekarang….". Mira benar-benar merasa sangat malu. 

"Hmm….. Dan setelah itu pun kamu langsung melarikan diri begitu saja darinya, benar?".

Mira hanya menganggukan kepalanya. 

"Bapak yakin, pada saat itu Ben hanya sedang duduk terdiam di sana sebelumnya. Apakah kamu ingin mengetahui alasaannya?".

"Aku… T-Tidak usah… aku… ". Mira pun terdiam. 

Hanya memikirkannya saja...aku merasa malu… Pikir Mira yang mengharapkan sesuatu dari Ben yang dapat membuatnya merasa sangat malu. 

"Sebenarnya….". Pak Gid mulai memperlihatkan tatapan yang sedikit getir. "Kalu soal membicarakan sesuatu tentang percintaan, bapak tidak terlalu bisa menyarankannya dengan baik". Ujarnya. 

"Hm? Mengapa begitu?". Mira merasa heran. "Bukankah Pak Gid merupakan salah satu guru konsultasi terbaik di sekolah ini? Selain para guru BK yang lainnya?".

"Bapak hanya guru yang menganggur saja, Mira. Satu-satunya pekerjaan bapak di sini hanyalah sebagai guru seni saja". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun