Mohon tunggu...
Mahesa AlifAlMuntadzor
Mahesa AlifAlMuntadzor Mohon Tunggu... Lainnya - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rantai Hati

24 Februari 2021   07:40 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:44 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah itu Sina pun mulai berjalan berlawanan arah dari Mesa yang mulai berjalan di arah belakangnya. 

Saat di perjalanan, ia berjalan sembari memperhatikan layar handphone-nya. Ia sedang melihat nomor kontak handphone Mesa tadi di dalamnya dan mulai mengetik sebuah nama di dalam kontaknya. Ah, tidak. Lebih baik aku tidak memberikan namanya seperti itu. Awalnya Sina ingin mengetik nama Penjahat sebelumnya di sana tetapi entah mengapa ia merasa tidak enak dengan hal itu dan pada akhirnya ia menggantinya dengan mengetik nama Tahanan di sana. Ya, ini lebih baik.. Sina pun mulai menyimpan nama itu di dalam kontaknya.

Dan seketika itu juga, Sina pun mulai melihat sebuah nama Pak Mando di dalam kontaknya. Ah! Kalau tidak salah setelah pulang sekolah…. Setelah itu Sina pun dengan cepat mulai menghubungkan nomor kontak itu yang bertuliskan nama Pak Mando di dalamnya.

***

Seharusnya aku tidak membiarkan Glen melewat begitu saja di belakangku. Tapi mau bagaimana lagi dia benar-benar tidak menyadari keberadaanku di sini…. Pada saat itu Mira sedang berada di tempat kebun sekolah yang cukup dekat dengan lapangan sembari menyirami tanaman di depannya. Lalu ia pun mulai berjongkok kembali ke bawah yang masih menyirami tanaman itu dan mulai melamun kembali seperti yang ia sudah lakukan sebelumnya. Hari ini….. Aku benar-benar sudah membolos banyak pelajaran. Hanya satu satu pelajaran saja yang aku ikuti tadi siang. Mmm….. Kalau tidak salah Matematika? Ah, tidak. Mungkin fisika? Tunggu. Aku bahkan tidak tahu siapa yang mengajar di dalam kelas pada saat itu. Karena pada saat itu Mira hanya melamun di dalam kelas, tetapi beruntungnya pada saat itu juga memang tidak siapapun di dalam kelas yang mengajar dan begitu juga dengan murid-murid yang tidak ada di sana. Tunggu, bukankah kalau tidak salah hari ini pelajaran fisika melakukan praktek di dalam lab? Mira mulai menyadarinya. Dan setelah itu juga ia pun mulai merasa gelisah dan juga tidak merasa enak karena hal itu.

"Hm? Mira? Sedang apa kamu di sini?". Tiba-tiba di belakangnya muncul seorang pria berjenggot dengan mengenakan jas hitamnya. 

Mira pun terkejut karena tidak menyadarinya sama sekali dan hampir saja menjatuhkan penyiram tanaman yang di genggamnya itu. "P-Pak Gid? Ya, Pak? Ada apa?". Ujarnya yang lalu mulai berdiri dan merasa gelisah. 

"Seharusnya bapak lah yang terlebih dahulu menerima jawabanmu. Kamu sedang apa di sini? Bukankah biasanya hari ini kamu berada di aula lapangan untuk ikut bermain voli dengan mereka?". Ujar Pak Gid heran. 

Mira mulai menghela nafasnya dan menenangkan dirinya. "Ya… Sebenarnya aku hanya ingin sedang menyiram tanaman ini saja sekarang". Ujarnya sembari menatap ke arah tanaman di sebelahnya.

"Hm? Benarkah?". Pak Gid terlihat merasa senang setelah mendengarnya. 

Mira pun mulai berjongkok dan menyiram tanamannya kembali. "Ya. Setelah aku melewati kebun sekolah ini dan melihat tanaman-tanaman ini, aku pun mulai merasa ingin mendekatinya dan segera mulai menyiraminya". Meskipun alasan utama Mira ke sini adalah hanya untuk menyendiri saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun