Pada malam pertama si fulan keluar dari rumahnya berjalan sendirian. Ia kemudian mencari-cari orang yang pertama ditemui untuk diberi sedekah.
Dan akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang terlihat sedang ketakutan dan sepertinya sedang dalam kesulitan. Dengan niat ikhlas karena Allah, si Fulan memberikan sedekah.
Pada keesokan paginya ternyata timbul kegemparan di kalangan masyarakat. Tersebar kabar bahwa ada seorang pencuri yang baru saja menerima sedekah tadi malam.
Kabar tersebut sampai juga ke telinga si Fulan. Ia sangat kaget mendengarnya. Tanpa sepengetahuannya ia telah bersedekah kepada si pencuri. "Ya, Allah. Segala puji bagi-Mu. Aku akan bersedekah lagi" serunya.
Malam kedua kembali si Fulan keluar dari rumahnya. Ia akan mencoba mensedekahkan kembali hartanya. Tentunya kepada orang yang dirasanya lebih tepat dari malam sebelumnya.
Saat itu ia bertemu dengan seorang wanita yang sedang berjalan sendirian. Terlihat wanita tersebut sedang termenung. Ah, pasti ia sedang membutuhkan uang. Demikian pikir si Fulan.
Kemudian ia memberikan sejumlah harta kepada wanita tersebut. Yang disambut dengan sangat gembira olehnya. Kemudian si Fulan pulang ke rumahnya.
Paginya masyarakat kembali gempar. Tersiar kabar ada seorang wanita pelacur yang baru saja menerima sedekah dari orang yang tak dikenal.
Alangkah terkejut si Fulan mendengarnya. "Ya Allah. Segala puji bagi-Mu. Wanita pelacur yang menerimanya. Aku akan tetap bersedekah lagi" demikian tekadnya dalam hati.
Malam ketiga kembali si Fulan keluar dari rumahnya. Menjelajahi sudut-sudut yang belum pernah ia singgahi sebelumnya.
Dan kemudian ia bertemu dengan seseorang yang dirasanya tepat. Ia tidak mau sampai salah lagi dalam memilih orang yang menerima sedekahnya.