Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Khan, Lupakan

9 Maret 2021   12:41 Diperbarui: 9 Maret 2021   14:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini tentang adikmu yang kau panggil Khan
Tentang mimpi perjalanannya melintasi lautan
Bersama lelaki yang berjanji membawakan sebuah sampan
Berukirkan cinta dengan dua nama yang dipahatkan

Ia memulai cerita dengan bunga-bunga
Tak peduli duri yang melukai
Mengotori gaun putihnya
Menusuk tapak kaki yang kini melunglai

Pada bait rindu yang kau bakar menjadi abu
Ada api yang bersembunyi di bilik masa lalu
Ada debu yang dulu menciummu tanpa malu
Menggeliat dalam kumpulan sajak yang kini menjadi batu

Khan, kau bukanlah Cinderella
Dalam mimpi tak bertuan yang menggenggam tangan sang putera raja
Tak ada ksatria yang bersembunyi dan berlari
Pada medan kurusetra yang hendak kau singgahi

Tak kau lihatkah tangannya menyimpan belati
Dibalik mawar yang tajam lagi berduri
Tak kau lihatkah senyum keji
Saat ia bersama gadis yang dulu sering kau puji

Lelaki itu kini menghantu
Membawa lari setiap detak jantungmu
Di balik singgasana ia bersembunyi
Bak tebing tinggi yang siap mengelincirkan para pendaki

Di tepi senja yang menenggelamkan
Aku ingin katakan


Khan, lupakan

Tangerang, Maret 2021
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun