Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cuti Bersama Batal, Sedihnya Empat Kali Gagal Pulang Kampung

28 Februari 2021   16:44 Diperbarui: 28 Februari 2021   16:56 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pribadi : Kampung Galau Waduk Gajah Mungkur


Pemerintah ternyata kembali memutuskan untuk mengurangi cuti bersama tahun 2021 seperti tahun lalu. Jika sebelumnya cuti tahun ini berjumlah 7 hari sekarang diubah menjadi 2 hari saja.

Cuti bersama tersebut adalah pada tanggal 12 Mei dalam rangka Hari Raya Idul Fitri dan tanggal 24 Mei dalam rangka Hari Natal 2021.

Kebijakan tersebut katanya demi mengurangi penyebaran Covid-19 yang beresiko meningkat jika diberlakukan cuti bersama dalam waktu panjang.

Kecewa? Pasti. Karena ini adalah kali kedua selama dua tahun berturut-turut pemerintah mengubah jumlah cuti bersama yaitu tahun 2020 dan tahun 2021. Berarti sudah dua kali libur lebaran idul fitri dibatalkan.

Sedih? Ya, iyalah. Karena ini adalah empat kalinya saya dan keluarga gagal untuk pulang kampung. Bertemu dengan mertua dan bersilaturahmi dengan keluarga yang ada di desa.

Kali pertama adalah saat libur hari raya Idul Fitri 2020. Saat itu sebenar kami berniat pulang kampung tapi tidak jadi. Selain karena cuti bersama yang batal juga karena faktor kekhawatiran akan adanya penyebaran virus corona. Padahal saat itu kondisi bapak di kampung sebenarnya juga sedang sakit.

Kali kedua adalah saat mertua laki-laki ternyata meninggal dunia di akhir bulan Mei 2020 di Wonogiri. Beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri. Dan itu adalah tepat sebulan setelah ibu kandung saya meninggal.

Saat itu seharusnya saya pulang kampung untuk menghadiri pemakamannya sekaligus memberikan penghormatan terakhir. Tapi situasi penyebaran covid-19 sangat pesat. Dan pemerintah juga mengeluarkan larangan untuk keluar kota.

Di hati kami sekeluarga juga agak was-was tertular ataupun menularkan virus yang sangat ganas tersebut kepada orang-orang terkasih. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak pulang kampung.

Terasa berat tentunya karena saya terutama isteri tidak bisa melihat wajah bapak untuk yang terakhir kalinya. Tapi apa boleh buat situasi memang sedang tidak memungkinkan. Keluarga di kampung juga menyarankan hal yang sama, untuk mencegah resiko penularan waktu itu.

Waktu itu pemerintah sempat mengumumkan bahwa cuti bersama Idul Fitri akan dialihkan ke akhir tahun. Tentu saja hal ini menggembirakan untuk saya dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun