Berat rasanya melepas putriku ke tempat isolasi. Suasana haru menyelimuti keluarga kami. Tapi demi kebaikan dan kesehatan bersama apa boleh buat. Aku mengantarnya sampai puskesmas hingga mobil ambulans membawanya pergi.
Fasilitas ruangan sangat minim dengan tempat tidur tingkat dua dan fasilitas televisi serta lemari kecil. Tidak ada pendingin ruangan ataupun kipas. Anakku lebih memilih menurunkan kasur dari tingkat atas ke lantai karena kebetulan dia berdua dengan seorang ibu di sana.
Selain itu kondisi pintu yang tidak memiliki anak kunci membuat perasaan juga tidak tenang jika harus meninggalkan ruangan. Hal ini sempat ditanyakan oleh ibu yang satu ruangan dengan anakku ke petugas dan jawabnya memang anak kuncinya sengaja tidak diberikan.
Fasilitas kamar mandi di tempat anakku juga cukup minim. Satu kamar mandi digunakan ramai-ramai untuk beberapa kamar. Jadi harus bergantian menggunakannya. Selot penutup kamar mandinya juga dalam kondisi rusak dan sulit untuk dikunci.
Jika dihitung-hitung ini sudah hari ketiga aku tidak bertemu dengan putriku, rasanya kangen juga. Biasanya rumah ramai dengan celotehnya, yang sesekali ditimpali dengan keributan kecil dengan adiknya yang memang suka mengusilinya.
Mudah-mudahan masa isolasi segera berlalu dan pulih kembali kesehatannya sehingga bisa berkumpul lagi seperti sedia kala. Dan semoga fasilitas tempat isolasi yang disediakan oleh pemerintah daerah khususnya Kota Tangerang juga semakin diperbaiki demi kenyamanan dan keamanan masyarakat yang menjadi pasien rawat inapnya.
Waspadalah. Karena pandemi Covid-19 adalah bahaya nyata yang siap mengincar siapa saja yang kondisi tubuhnya sedang lemah ataupun yang tidak menerapkan imbauan 3M dari pemerintah. Jaga baik-baik diri, keluarga, dan lingkungan sekitar kita masing-masing.
Tangerang, Desember 2020
Mahendra Paripurna