Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Wahai Ayah, Kenangan Apa yang Ingin Kau Wariskan untuk Bekal Putrimu Bercerita?

25 Oktober 2020   20:52 Diperbarui: 28 Oktober 2020   10:15 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Daniela Dimitrova dari Pixabay

Anakku sewaktu menang lomba menggambar - Doc.pribadi
Anakku sewaktu menang lomba menggambar - Doc.pribadi
Memasuki usia sekolah putriku masuk TK Islam di lingkungan dekat rumah. Anakku cukup cerdas menerima pelajaran. Aku ikut membantunya saat mulai belajar pengetahuan dasar seperti membaca, berhitung, menggambar, membaca Iqra hingga Al Qur'an.

Beberapa kali putriku memenangkan lomba baik di TK nya maupun pada kegiatan-kegiatan dilingkungan rumah dan mushola kami. Mulai dari lomba menggambar, hafalan surat, baca puisi hingga khotbah pada perayaan hari besar Islam. Aku mencarikan materi puisi dan membuatkan teks untuknya berkhotbah. Serta mengajarkan beberapa tekhnik membaca dan berbicara agar terdengar menarik.

Di usia 7 tahun putriku sudah hafal bacaan shalat. Aku memintanya untuk selalu membunyikan bacaan saat shalat agar aku dapat memperbaiki jika ada bacaan yang salah. Aku sudah mewajibkannya untuk menjalankan shalat lima waktu.

Yang cukup mencengangkan untukku. Saat usia SD putriku sudah memutuskan untuk mengenakan hijab saat bersekolah. Padahal ia hanya bersekolah di sekolah umum negeri. Aku tidak pernah menyuruhnya. Ini tentu saja berimbas baik pada istriku yang belum berhijab jadi mulai belajar menutup aurat dan berbusana muslim setiap keluar rumah.

Aku adalah guru kedua putriku jika di rumah. Karena istriku sibuk dengan pekerjaan rumahnya. Sering putri menelponku saat di kantor jika ada pelajaran yang dirasanya sulit.

Sepulang kerja saat tiba malam hari aku meluangkan waktuku walaupun lelah dengan menjelaskan pelajaran dan tugas rumah yang tidak dimengerti bahkan hingga larut malam.

Aku sangat senang jika melihat dia tersenyum saat bercerita tentang nilai sekolahnya yang bagus baik untuk PR maupun ulangannya.

Aku memang selalu menemaninya untuk memahami pelajaran yang sulit seperti matematika dan bahasa inggris. Putriku adalah salah satu penerima beasiswa dari tempat bekerjaku sejak kelas 2 SD secara berturut-turut hingga saat ini karena nilai raportnya yang cukup lumayan.

Terkadang ia bercerita kekecewaannya akan suatu hasil lomba yang tidak dimenangkannya. Ataupun nilai rapornya yang tidak sebaik sebelumnya. Akulah yang menghibur dan memberikan semangat serta motivasi agar ia bisa bangkit dan tersenyum lagi.

Saat putriku tertarik dengan dunia Youtube aku yang mencarikan link di youtube dan aplikasi yang cocok untuk dia belajar mengenai pembuatan video hingga mahir dalam mengedit video. Sayang minatnya berubah untuk tidak meneruskan channel youtube miliknya.

O, iya. Aku jadi teringat sebuah film barat bergenre action di salah satu televisi swasta. Maaf tapi agak lupa judulnya. Mungkin pembaca boleh komen jika ada yang tahu film ini. Rasanya jadi ingin menonton ulang film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun