Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Tidak Sedang Patah Hati

2 April 2019   16:26 Diperbarui: 2 April 2019   16:53 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Aku tidak sedang patah hati. Ketika kulihat seekor kumbang jantan terbang. Dan hinggap dengan sayap kekarnya. Mencumbu setangkai bunga mawar yang kurawat sepanjang pagi.

Akupun tak sedang patah hati. Kala para politisi negeri ini. Mengumbar manisnya janji-janji. Yang tak pernah bisa dapat kulihat dan kurasakan sebagai bukti.

Nyala api. Yang membara dalam hati. Pun bukan sebuah patah hati. Karena ulah caci yang kau ucap kala lidah ini. Mengucap sebuah rasa yang lama ku pendam dalam hati.

Andai taburan bunga yang ku tebar di terangnya purnama. Terbungkus aroma harum wangi dupa. Seiring kurapalkan  sebuah mantera sakti. Kupastikan itupun bukanlah balasan sebuah rasa yang sedang patah hati.

Seulas senyum yang kemudian tercipta. Bukanlah untuk buatmu menderita. Cukuplah sebuah cinta yang muncul dari benih-benih duka. Menghapuskan semua goresan luka.

Kupastikan kau haruslah berhasil kumiliki. Lalu untuk apa berkata bahwa aku sedang patah hati.


Tangerang, April 2019
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun