Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Kehampaan

29 Januari 2019   11:36 Diperbarui: 29 Januari 2019   11:44 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menatap pada sebuah kehampaan
Pada hamparan tanah yang kemarin masih penuh riang tawa
Tercerabut oleh dahsyatnya hantaman
Monster tsunami yang bangkit dari dasar samudera

Aku menatap pada kehampaan
Pada peraduan anak manusia
Yang kemarin porak poranda
Oleh puting beliung yang dahsyat melanda

Aku menatap pada kehampaan
Pada ratusan pemukiman
Yang tak lagi bisa terlihat karna ditenggelamkan
Oleh deras air hujan yang tak lagi tahu kata persahabatan

Aku menatap pada kehampaan
Pada jiwa-jiwa yang kehilangan
Pada raga-raga yang terpisahkan
Pada tangis dan air mata kesedihan

Aku menatap pada kehampaan
Pada heningnya kegelapan
Pada runtuhnya sebuah kepercayaan
Terombang-ambing oleh makna kesetiaan

Aku menatap pada kehampaan
Akan suatu keniscayaan
Pada makna tentang ketidak berdayaan
Dari sebuah pengetahuan tentang masa depan

Aku hanya bisa menatap hampa
Dalam rindu akan hadirnya cahaya
Yang kan terangi alam semesta
Dalam dekap hangat Sang Pencipta

Tangerang, Januari 2019
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun