Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tak Bisakah Sejenak Kau Menunggu

15 Desember 2018   15:41 Diperbarui: 15 Desember 2018   15:46 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit bertahtakan awan mendung
Bawa pertanda kan jatuh rintiknya hujan
Celoteh tak sabar laksana lebah yang terus berdengung
Tak bisakah sebentar saja bibirmu kau katupkan

Lihatlah kedepan
Semua mengular
Menanti sinar yang datang serupa harapan
Tak bisakah kau hirup secuil sabar

Bak petinggi istana
Dari negeri antah berantah
Hilang peduli lenyaplah muka
Tak hendak kau mengalah

Laju kau ke depanku
Tak tahukah amarah menggumpal di kalbu
Atau perlu kening seolah tanpa dosamu kupaku
Agar kau tahu artinya malu

Tak bisakah sejenak kau menunggu

(Kekesalan yang muncul kala manusia-manusia tak tahu malu menyerobot antrian bus transjakarta)

Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun