Langit bertahtakan awan mendung
Bawa pertanda kan jatuh rintiknya hujan
Celoteh tak sabar laksana lebah yang terus berdengung
Tak bisakah sebentar saja bibirmu kau katupkan
Lihatlah kedepan
Semua mengular
Menanti sinar yang datang serupa harapan
Tak bisakah kau hirup secuil sabar
Bak petinggi istana
Dari negeri antah berantah
Hilang peduli lenyaplah muka
Tak hendak kau mengalah
Laju kau ke depanku
Tak tahukah amarah menggumpal di kalbu
Atau perlu kening seolah tanpa dosamu kupaku
Agar kau tahu artinya malu
Tak bisakah sejenak kau menunggu
(Kekesalan yang muncul kala manusia-manusia tak tahu malu menyerobot antrian bus transjakarta)
Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna