Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mewaspadai Bahaya Laten Fanatisme di Pemilu 2019, Bercermin dari Rusuh Suporter Sepak Bola

28 September 2018   06:02 Diperbarui: 28 September 2018   09:15 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menarik disimak pendapat Rizal Ramli bahwa memang Pilpres 2019 seharusnya tidaklah fokus hanya pada pencitraan tapi lebih jauh lagi seharusnya menjadi ajang adu ide, gagasan serta visi dan misi ke depan. Sehingga masyarakat bisa lebih fair menilai, lebih obyektif dan tidak mudah terpengaruh oleh provokasi yang lebih mengarah pada pencitraan satu figur dengan merusak citra figur lainnya.

Dahsyatnya pengaruh fanatisme pada masa-masa kampanye nanti juga harus dibarengi dengan kesigapan dari para aparat keamanan dalam bertindak. Fokusnya tetap harus pada keamanan dan ketertiban yang berkeadilan.

Oleh karena itu semuanya harus dapat perlindungan yang sama pada saat kampanye apapun situasi dan kondisi yang mungkin ditimbulkan oleh massa pendukung lawan. Segala intimidasi dan provokasi haruslah dihindari dan ditindak baik dilakukan oleh kelompok yang berkampanye ataupun yang sedang tidak berkampanye.

Alangkah lebih baik lagi jika pengaturan kampanye dilakukan layaknya pengaturan kendaraan ganjil genap. Dimana pada tanggal ganjil hanya boleh dilakukan kampanye oleh capres cawapres bernomer urut ganjil dan demikian juga sebaliknya untuk semua wilayah. Rasanya ini akan sedikit banyak mengurangi benturan yang mungkin terjadi.

Apalagi jika ganjil genap ini bisa diberlakukan untuk semua jenis kampanye, termasuk kampanye via medsos baik yang dilakukan oleh tim sukses maupun masyarakat umum yang menjadi pendukung salah satu calon. Tentunya dengan melakukan pelarangan untuk pendukung yang akan melakukan kampanye negatif kepada lawan politiknya.

Semua mendapatkan kesempatan berbicara di hari yang berbeda fokus hanya pada calonnya saja dan tidak boleh berbicara hal negatif tentang calon yang lain.

Saya sih berandai-andai jika di setiap medsos seperti kompasiana misalnya memberlakukan ganjil genap ini dengan menghilangkan fanatisme dan berprasangka baik bahwa semua calon memiliki misi yang sama untuk memajukan bangsa.

Mungkin kompasianer bisa bertukar peran dimana pendukung nomer urut 1 dapat berkomentar hal positif tentang calon nomer urut 2 dengan segala saran-saran untuk perbaikan kedepan dan begitu pula sebaliknya.  Karena setiap orang pasti memiliki sisi positif untuk ditonjolkan. Sehingga masyarakat umum bisa menilai dengan lebih jernih.

Bagaimanapun juga semoga pemilu 2019 dapat berlangsung aman dan damai dan masyarakat tidak terjebak dengan fanatisme buta yang sangat mungkin dapat mengorbankan keutuhan bangsa ini. Apapun pilihannya fokusnya harus tetap untuk kemajuan dan keutuhan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun